Saturday 26 September 2015

Keistimewaan Al-Qur'an


KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Tauhid

Dosen Pengampu:

Riza Muttaqin M.Pd.i




Oleh:

Candra Dian Anggraini           (230-10-15-0063)

Syifa Fitri Choirulloh              (230-10-15-0064)

Ir’addin                                   (230-10-15-0067)

Ulil Urwati                              (230-10-15-0068)

Annisa Latifatus Sifa              (230-10-15-0069)



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

SALATIGA

2015



BAB I

 A.Latar Belakang

            Al-quran merupakan salah satu kelengkapan (kitab) yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia. Oleh kaum muslimin, Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah.kitab ini digunakan dalam peribadatan baik sendiri maupun bersama pada hari-hari penting atau hajat keluarga. Al-qur’an merupakan dasar keyakinan keagamaan, keibadatan dan hukum; pembimbing tingkah lakumasyarakat dan individu. Al-qur’an sebagai kitab yang di pedomani sebagai acuan oleh lebih dari empat ratus juta umat manusia adalah teramat layak untuk memperoleh perhatian istimewa. Kitab ini juga sangat perlu di kaji secara sungguh-sungguh, karena ia bukanlah kitab yang mudah difahami. Al-qur’an bukan risalah teologi,bukan pula kitab perundang-undangan atau kumpulan kutbah, tetapi rasanya Al-Qur’an lebih merupakan ramuan (medle) ketiganya, dan ditambah dengan berbagai “mutiara” yang bertebaran di dalam nya. “pewahyuannya”terentang selama kurang lebih dari dua puluh tahun, di saat mana Nabi Muhammad SAW bangkit dari posisi seorang pembaharu keagamaan yang tidak terkenal di kota asalnya, mekkah menjadi penguasa aktual di kota madinah dan sebagian besar jazirah arab. Karena wahyu turun sesuai dengan kebutuhan lingkungan yang senantiasa bergerak dan erubah selaras dengan tujuan kaum muslimin selama masa-masa tersebut, maka wajar kalau gaya kitab suci Al-Qur’an berubah-ubah pula. Susunanya tidak difahami secara utuh, namun terdapat bagian-bagian yang sulit yang maknanya seperti dinyatakan oleh orang islam sendiri hanya di ketahui oleh tuhannya.

            Salah satu karakteristik perubahan, seakin berkembangnya hubungan antara pemeluk agama-agama yang berbeda. Konsekuensinya adalah tidak memungkingkan lagi bagi sarjana barat untuk memberi gambaran tentang agama-agama asia sebagaimana dilakukan pada abad ke-19. penganut agama-agama asia sekarang telah beranjak kedunia intelektual yang sama dengan sarjana barat, dan mereka akan megkritik jika gagal memahami serta meng apresiasi agama mereka sebagai satu agama.



B.Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Al-Qur’an

2. Apa saja Macam-macam Keistimewaan Al-qur’an.

3. Apa saja Fakta-fakta ilmiyah yang Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an











BAB II

A.Pembahasan

  1.Defenisi Al-Qur”an

            Al-Qur’an adalah kalamullah yang di turunkan ke dalam kalbu Rosulullah Saw dengan perantara wahyu melalui ruhul kudus, yaitu jibril, turun secara bertahap dalam bentuk ayat demi ayat  surat demi surat sepanjang periode kenabian Rosulullah 23 th. Yang isi Al-Qur’an tersebut ada pembukaan degan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, yang pross perpindahan antar generasi umat manusia adalah dengan cara mutawatir mutlak, berlaku sebagai bukti nyata dan bersifat mu’jiz (mengalahkan pendapat lain) atas kebenaran risalah islam.

            Dalam defenisi Al-Qur’an yang sangat panjang ini memuat delapan unsur, pertama sumbernya yaitu Allah Swt, kedua pembawanya yaitu jibril (ruhul qudus), ketiga yang menerimanya yaitu Muhammad Saw, cara penyampaiannya yaitu di wahyukan, kelima bentuk wahyu yang diturunkan berupa ayat-ayat dan surat, keenam periode penurunan wahyu selama wahyu selama 23 th , ketujuh mengenai isi Al-Qur’an yaitu mushaf (kitab) yang ada pada umat islam sekarang yang berisi surat Al-Fatihah hingga surat An-Nas, kedelapan definisi ini memuat peranan Alqur’an yaitu sebagai bukti nyata yang bersifat mu’jiz (mengalahkan pendapat yang lain) yang proses penyampaian antar generasi manusia di lam ini dengan sanad (mata rantai pesan) yang paling akurat atau di sebut dengan istilah mutawatir.



  2.Macam-macam keistimewaan nya:

 a).Terpelihara keaslianya

Al Quran adalah satu-satunya kitab di dunia yang sempurna dan terpelihara keasliannya, karena  sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana firmanNya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).

Al Quran adalah satu-satunya kitab yang menantang manusia kafir untuk membuat yang semisalnya. Di dalam al Quran ada empat kali dan tahapan penantangan kepada manusia.

1. Allah menantang untuk membuat yang seperti al quran, sebagaimana tertera dalam surat Ath Thur 33-34

 2. Allah merendahkan tantanganNya, yaitu hanya beberapa surat saja, tertera dalam Surat Hud 13

 3. Allah menantang yang ketiga kalinya,yang lebih ringan dari sebelumnya.Dengan hanya membuat satu surat saja. Hal ini tertera dalam Al Qur’an surat  Yunus 38

أمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ

   4. Dan tantangan yang inipun, mereka tak sanggup memenuhinya. Maka Allah menantang dengan tantangan yang terakhir yang paling ringan.Yaitu,mendatangkan semisal ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqoroh ayat 23.

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (البقرة: 23)


Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang seumpamanya dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.” (al-Baqarah : 23).


Upaya-upaya untuk memalsukan Al Quran ataupun membuat yang semisal dengan Al Quran telah dilakukan oleh orang-orang kafir sejak zaman dahulu, namun usaha-usaha itu tak pernah berhasil.

Di zaman Rasulullah ada seorang Nabi palsu, Musailamah Al-Kadzab, yang ingin menyaingi Rasulullah dengan mendakwakan dirinya sebagai Nabi. Musailamah Al-Kadzab bersahabat dengan ‘Amr bin Ash, salah satu sahabat Nabi yang termasuk terakhir dalam memeluk Islam. Ketika surat Al-‘Ash turun, ‘Amr bin Ash belum masuk Islam, tetapi ia sudah mendengarnya.

Ketika Musailamah Al-Kadzab berjumpa dengan ‘Amr bin Ash, Musailamah bertanya : “Surat apa yang turun kepada sahabatmu di Mekah itu?” ’Amr bin Ash menjawab, “Turun surat dengan tiga ayat yang begitu singkat, tetapi dengan makna yang begitu luas.” “Coba bacakan kepadaku surat itu!” Kemudian surat Al-’Ashr ini dibacakan oleh ‘Amr bin Ash.

Musailamah merenung sejenak, ia berkata, “Persis kepadaku juga turun surat seperti itu.” ‘Amr bin Ash bertanya, “Apa isi surat itu?” Musailamah menjawab: “Ya wabr, ya wabr. Innaka udzunani wa shadr. Wa sãiruka hafrun naqr. (Hai kelinci, hai kelinci. Kau punya dada yang menonjol dan dua telinga. Dan di sekitarmu ada lubang bekas galian.)” Mendengar itu ‘Amr bin Ash, yang masih kafir, tertawa terbahak-bahak, “Demi , engkau tahu bahwa aku sebetulnya tahu bahwa yang kamu omongkan itu adalah dusta.”

Di saat yang lain Musailamah Al Kadzab mencoba meniru surat Al Fiil dengan surat yang dikarangnya “Alfiil, maal fiil, wa maa adrakamaal fiil, lahu dzanabun wabiilun, wa khurthuumun thawiil” yang artinya: “Gajah. Tahukah anda gajah? Apakah gajah itu?Dan tahukah anda apakah gajah itu? Ia berekor pendek & berbelalai panjang”. Lucu sekali bukan?

Di era modern ini upaya pemalsuan Al Quran juga dilakukan dengan lebih gencar, salah satunya yaitu penerbita Al Quran Palsu pada tahun 2009 yang dilakukan oleh Penerbit asal Amerika, Omega 2001 dan One Press dengan judul  hard cover “Furqanul Haq” dalam huruf Arab dan “True Furqan” dalam huruf Latin. Dan usaha ini pun gagal total.



[1] b).Dihafalkan Banyak Manusia

Al Quran satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak manusia. Al Quran yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman mampu dihafal dengan tepat dan akurat, sampai huruf per huruf  bahkan panjang pendeknya. Al Quran bisa dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun, sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada kitab-kitab lainnya.

Al Quran mampu dihafalkan oleh anak-anak yang masih sangat belia, Ibnu Sina Hafal Al-Quran umur 5 tahun, Ibnu Khaldun Hafal Al-Quran usia 7 tahun, Imam Syafi’I Hafal Al-Quran ketika usia 7 tahun,  Imam Ath-Thabari hafal Al-Quran pada usia 7 tahun, As-Suyuthi hafal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun, Ibnu Hajar al-Atsqalani hafal al-Qur’an usia 9 tahun, Ibnu Qudamah Hafal Al-Quran usia 10 tahun.

Di parlemen Mesir sekarang ada 140 anggotanya hafal al-Qur’an 30 juz dan ada 180 orang yang hafal lebih 15 juz Al Qur’an. Di jalur Gaza Palestina yang sedang mengalami penjajahan, hampir setiap tahun mewisuda ribuan pengafal Al Quran. Di Indonesia kita bisa melihat keluarga Ustadz Mutaminul Ula mantan anggota DPR periode 2004-2009 yang 10 orang putra-putrinya menjadi penghafal Al Quran, sebagaimana dikisahkan dalam buku “Sepuluh Bersaudara Bintang Al Quran”

Sungguh benar firman Allah “Dan sungguh telah kami mudahkan al-Qur’an untuk diingat, apakah ada yang mau mengingatnya?” (al-Qamar: 18). Dan juga firmannya:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]



c). Sesuai Dengan Sains Modern

Al Quran terbukti sesuai dengan sains modern. Banyak fakta-fakta ilmiah yang baru terbongkar pada era modern ini dan kesemuanya ternyata telah disebutkan dalam Al Quran lebih dari 14 abad silam. Sebagai contohnya bisa kita baca dari tulisan yang berjudul “Tinjauan tentang embriologi manusia dalam Al Quran dan Hadis” karya Prof. Keith L. Moore, seorang professor anatomi dari universitas Toronto, Kanada, 1982. Tulisan tersebut menguraikan bagaimana Al Quran mampu menggambarkan detail proses pembentukan embrio dengan sangat tepat, disaat tekhnologi di masa itu sama sekali belum menjangkaunya.

Contoh bukti kesesuaian Al Quran dengan sains modern lainnya yaitu tentang peristiwa digantinya kulit manusia di neraka. Kulit adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar api seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisaa’ (4) :56). Dan ayat inilah yang telah mendorong Dr. Tagata Tejasen Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand untuk bersyahadat.

Contoh lain lagi yaitu proses pembentukan hujan, sebagaimana Allah firmankan “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al Qur’an, 30:48). Jumlah air hujan yang turun ternyata juga sangat terukur, hal ini sebagaimana firmannya “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an, 43:11).

            Dan contoh lainya yaitu dari tumbuhan-tumbuhan yang berkembang atau tumbuh pasti memerlukan adanya cahaya,air,karbondioksida,oksigen,hidrogen,nitrogen,fosfor belerang,magnesium dan besi. Uniknya meskipus sebagian besartumbuhan di dunia ini menyantap semua unsur-unsur ini namun di sana ada buah apel yang rasanya manis, buah labu yang rasanya pahit,  pohon kelapa yang indah dan pohon kaktus yang berduri.

            Padahal mereka memakan unsur-unsur yang sama dan air yang sama pula. Jika di pikir lagi, bagaimana mungkin biji yang kecil bisa mengeluarkan beribu-ribu jenis,bentuk,aroma dan cita rasa yang berlainan, ini jelas memuat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal dan menggunakan akalnya.

            Allah berfirman dalam surat (Qs.Ar-rad(13):4)





Banyak sekali bukti-bukti lainnya yang menunjukan kesesuaian Al Quran dengan sains modern, bisa dilihat pada tulisan DR. Maurice Bucaile tentang “the bible, the quran and sience” atau kumpulan karya-karya Harun Yahya yang sangat fenomenal.



d). Gaya Bahasa Sastra Tinggi

Al Quran diturunkan di tanah Arab yang pada saat itu sangat menghargai sastra. Al Quran turun dengan gaya bahasa yang tinggi yang tidak mampu ditandingi siapapun. Dan hal ini  pun di akui oleh musuh-musuh Islam saat itu, seperti ucapan Al Walid bin Mughirah salah seorang tokoh pembesar Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi (agung) dan tidak yang melebihinya”. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].

Atau dalam redaksi lain sebagaimana ditulis Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfuri dalam kitab Sirohnya “Demi Allah! Sesungguhnya ucapan yang dikatakannya itu amatlah manis dan indah. Akarnya ibarat tandan anggur dan cabangnya ibarat pohon yang rindang. Tidaklah kalian menuduhnya dengan salah satu dari hal tersebut melainkan akan diketahui kebatilannya. 



e).Menjadi Obat Baik Penyakit Fisik Maupun non fisik

                                                                                           وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ


“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al-Israa’:82)

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan: “Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsis-ten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik  penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesem-buhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)

Al-Imam Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri, beliau berkata: “Sekelompok shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka. Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking).

Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’

Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu?.

Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’Mereka pun setuju untuk memberi upah berupa 3 ekor kambing. Maka dia (salah seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.

Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita. Merekapun menghadap Rasulullah kemudian melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah, pen.) memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau tertawa.”



f). Menceritakan Masa Lalu dan Akan Datang Dengan Sangat Tepat

Al Quran telah menceritakan kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian masa datang dengan sangat tepat. Salah satunya yaitu ramalan Al Quran tentang kemenangan bangsa Romawi setelah sebelumnya mengalami kekalahan “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Ar Rum 1-4)

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut,  pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Romawi dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Romawi secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Romawi. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur’an, secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun pada masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardhi” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berarti “rendah” dan “Ardhi” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardli” berarti ‘tempat paling rendah di bumi’.

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Romawi dan Persia, ketika Romawi dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Romawi dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Ramalan lainnya yaitu kemenangan Umat Islam terhadap kafir Quraisy sebagaimana disebutkan dalam Al Quran “Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. (al-Qamar: 45). Saat itu sepertinya kondisinya sangat tidak mungkin karena umat Islam berada dalam keadaan yang serba kesusahan, baru saja di boikot, khodijah wafat, Abu Tholib wafat dan umat Islam dalam kondisi yang lemah. Tapi Allah benar-benar menunjukan janjinya, dimana kemudian orang-orang musyrik kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib, kemudian terjadi setelah itu.



g). Membacanya Bernilai Ibadah

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ



Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari]





خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ



“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ



Orang yang mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].



3.Fakta-fakta Ilmiyah di Dalam Al-Qur’an

               Al-Qur’an telah menegaskan secara jelas bahwa alam semesta atau kosmos yang terdiri atas benda-benda langit, seperti binatang,planet termasuk bumi di dalamnya, satelit dan asteroid, pada mulanya menyatu berbentuk asap atau kabut. Kemudian Allah Ta’ala memisahkan sejak miliaran tahun silam menjadi benda-benda, sebagaimana yang terdapat di alam raya ini. Hal ini di terangkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut.



Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi kedunya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman? (QS:Al-Anbiya’:30)



            Ayat tersebut menerangkan pemisah antara langit dan bumi, sedangkan dalam surat fushilat Ayat 11 menerangkan asal usul dan keadaan nya semula. [2]



Kemudian dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut peritah-ku dengan patuh atau paksa.” Keduanya menjaab, ”Kami datang dengan patuh.” (QS Fushshilat: 11).

     

            Persoalan tentang kejadian alam semesta ini menjadi topik pembahasan yang seru dan menarik bagi ilmuan pada abad modern ini. Walaupun terjadi perbedaan diantara mereka mengenai proses kejadiannya, tetapi mereka sepakat bahwa pada mulanya alam sementara ini adalah padu, belum terjadi pemisahan menjadi benda-benda langit seperti yang dapat kita sak sikan saat ini.

            Pada tahun 1929 seorang astronom Amerika, Edwin Hubble, mengemukakan pertanyaan  dengan menyodorkan petunjuk kuat mengenai asal usul alam semesta. Menurut pengamatan galaksi-galaksi (gugusan bintang-bintang)itu bergerak menjauhi kita dengan cara-car tertentu.

            Dari hasil pengamatan Hubble ini, berkembanglah sudah pendapat yang menyatakan yang menyatakan adanya “ledakan dasyat” atau yang di sebut dengan “Big Bang”. Pendapat ini di kemukakan oleh seorang astronom Belgia, Georges lemaitre, yang menyatakan bahwa kejadian alam semesta ini di mulai dari suatu ledakan hebat yang terjadi milyaran tahun lalu, dengan melempar benda-benda kesegala arah. Lambat laun benda tersebut membentuk galaksi yang terdiri atas milyaran bintag, planet dan benda-benda langit lainya.

            Penemuan para ilmuan dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat canggih ini melalui berbagai tahapan pengamatan dan penyelidikan yang cukup tentang asal usul kejadian alam semesta ternyata sangat sesuai dengan apa yang telah di paparkan dalam Al-Qur’an sejak empat belas abad  silam.

            Yang tidak kalah menakjubkan dengan firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Anbiya’ Ayat 30 adalah ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa nantinya yang mengungkapkan kebenaran-kebenaran ayat-ayat Allah tentang kejadian alam semesta sesuai dengan fakta-fakta ilmiyah mayoritas-mayoritas mereka.





























































BAB III



Penutup



A.Kesimpulan

            Berdasarkan uraian di atas bisa di simpulkan bahwa:

    Al-Qur’an merupakan kitap yang syamil yang mencakup seluruh ajaran tuhan yang ada pada kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya (taurat,zabur,injil) sebagai firman Allah dalam firman Al-Maidah : 4

    Al-Qur’an bukan kitab sains, namun di dalamnya Al-Qur’an terdapat segala dasar ilmu pengetahuan untuk membenarkan kenabian Muhammad 14 abad yang lalu, jauh sebelum ilmu pengetahuan modern yang berkembang samapai sekarang ini.

    Al-Qur’an berisi ajaran Allah Swt untuk memberi petunjuk dan seluruh umat manusia di segala zaman. Oleh karena itu Al-Qur’an akan selalu di pelihara dari kejadianya perubahan dan akan selalu terjaga keaslianya. (Al:Hijr : 9).

    Bahasa Al-Qur’an tidak ada yang menandingi. bahasanya mudah dan indah, sehingga banyak orang yang menghafalnya, karena Al-Qur’an dari dahulu hingga sekarang adalah bahasa arab.






















Daftar Pustaka

https://www.facebook.com/notes/mengungkap-kebenaran-mukjizat-al-quran-dan-hadis/keistimewaan-al-quran/10151416857398169.

Drs.H.M.Djamaludin Dimyati 2008,Menyingkap kebenaran Al-Qur’an,PT.tiga serangkai.

Wisnu Arya Wardhana 2004,Alqur’an dan Energi nuklir,CV.Pustaka Pelajar.

 Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Keistimewaan-keistimewaan Al Quranwww.almanhaj.or.id

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad dari    Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul Haq, Jumadil Ula 1427H.

Fahruddin Ainun Nasiq,Kita bertanya islam menjawab,CV Terbit terang





[1] Fahruddin ainun nasiq,Kita bertanya islam menjawab......Hlm257
[2] Drs.H.M.Djamaludin Dimyati,Menyingkap kebenaran Al-Qur’an.........Hlm23

No comments:

Post a Comment