Thursday 3 September 2015

hamzah di tengah kalimat

HAMZAH DI TENGAH KALIMAT

A.   Ta’rif
            Hamzah adalah huruf hijaiyah yang tidak mempunyai bentuk sendiri dalam tulisan Arab seperti halnya huruf-huruf hijaiyah lainnya: (ب), sin (س), lam (ل), dan lainnya. Karena itu huruf hijaiyah hanya berjumlah 28 sebab tidak memasukkan hamzah di dalamnya. Ra’sul ‘ain atau kepala ‘ain yang biasanya dilambangkan dengan bentuk ‘ء’ bukan bentuk asli hamzah. Tanda ini  hanya dipergunakan untuk menandai hamzah qath’ dan membedakannya dengan hamzah washal.
            Hamzah adalah huruf hijaiyah yang menerima vokal (harakat). Berbeda dengan alif. Alif tidak menerima harakat dan selamanya menyandang sukun. Hamzah terletak di awal, di tengah atau di akhir kalimat. Sedangkan alif hanya berada di tengah dan di akhir kalimat. Alif hanya mempunyai satu bentuk, yaitu bentuknya sendiri ( ا ). Sedangkan hamzah karena dia tidak mempunyai bentuk sendiri maka terkadang ditulis dalam bentuk alif, wawu, atau ya’.
            Huruf  hamzah itu ada kalanya berada di awal kata, di tengah kata dan adakalanya di akhir kata. Perbedaan posisi/tempat hamzah berada menyebabkan kaidah/cara penulisan huruf hamzah berbeda-beda pula. Huruf hamzah apabila ditulis di tengah kalimat (kata) ada yang ditulis dengan alif, wawu, ya’, ditulis sendiri dan di atas nabhah atau wadah. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari kaidah penulisan hamzah di tengah kalimat berikut ini.[1] (Imla’, Teori dan Terapan: 2009, hal. 59)



B.   Kaidah Penulisan Hamzah Di Tengah Kalimat
Huruf hamzah yang terletak di tengah kalimat memiliki lima keadaan, yaitu:
1.      Keadaan Pertama
Ditulis di atas alif pada tiga tempat, yaitu:
a)      Bila hamzah disukunkan setelah huruf yang berharakat fathah. Contoh:
رأي, يأمر, مأرب, رأس
b)      Bila hamzah berharakat fathah setelah huruf yang berharakat fathah. Contoh:  سأل, نأى, تأخّر
c)      Bila hamzah berharakat fathah setelah huruf shahih yang berharakat sukun. Contoh:مرأة, مسألة,
2.      Keadaan Kedua
Ditulis dalam di atas wawu pada lima tempat, yaitu:
a)      Bila hamzah berharakat sukun setelah huruf berharakat dhammah .Contoh:
لؤم, يؤمن
b)       Bila hamzah berharakat fathah setelah huruf berharakat dhommah. Contoh: سؤال, مؤلف
c)      Bila hamzah berharakat dhommah setelah huruf yang disukun. Contoh:
أرؤس, هاؤم
d)     Bila hamzah berharakat dhommahsetelah huruf berharakat fathah dan tidak ada huruf layyin atau mad setelahnya. Contoh: يأمّ, لؤم
e)      Bila hamzah berharakat dhommah setelah huruf yang berharakat dhommah. Contoh: نؤم, شؤن
3.      Keadaan Ketiga
Hamzah ditulis di atas ya’ pada tujuh tempat berikut:
a)      Bila hamzah berharakat dhommah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh: مئون, فئون
b)      Bila hamzah berharakat fathah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
فئة, رئة
c)      Bila hamzah berharakat sukun setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
بئر, بئس
d)     Bila hamzah berharakat kasrah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
فئين, مئين
e)      Bila hamzah berharakat kasrah setelah huruf berharakat dhommah. Contoh: سئل, دئل
f)       Bila hamzah berharakat kasrah setelah huruf berharakat fathah. Contoh: يئنّ, ضئيل
g)      Bila hamzah berharakat kasrah setelah huruf yang berharakat sukun mutlak, shohih atau mu’tal. Contoh: أسئلة, مسائل
4.      Keadaan Keempat
Hamzah ditulis secara terpisah atau ditulis sendiri (mufrod) pada dua tempat, yaitu:
a)      Apabila hamzah berharakat fathah dan sebulumnya adalh huruf mad atau layyin sukun. Contoh: تفاءل, قراءان
b)      Apabila setelah hamzah adalah huruf mad. Contoh: رءوس, رءوف
[2] (Durusul Imla’: 2012, hal. 38-43)
5.      Keadaan Kelima
Hamzah ditulis di atas nabhah (wadah), yaitu apabila didahului oleh ya’ sukun, contoh: يَيْئَسُ، جَيْئَلُ[3]

C.   Pembahasan Contoh
1.      Contoh Dari Keadaan Pertama
Ø  رأي, يأمر, مأرب, رأس
Hamzah ditulis di atas alif, karena didahului huruf berharakat fathah dan hamzahnya disukun.
Ø    سأل, نأى, تأخّر
Hamzah ditulis di atas alif, karena hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat fathah.

Ø  مرأة, مسألة,
Hamzah ditulis di atas alif karena hamzah berharakat fathah setelah huruf shahih yang disukun.
2.      Contoh Dari Keadaan Kedua
Ø  لؤم, يؤمن
 Hamzah ditulis di atas wawu karena hamzah berharakat sukun setelah huruf berharakat dhommah.
Ø  سؤال, مؤلف
Hamzah ditulis di atas wawu karena hamzah berharakat fathah setelah huruf berharakat dhommah.
Ø  أرؤس, هاؤم
Hamzah ditulis di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah didahului huruf berharakat sukun.
Ø  يَرْزَؤُهُ, يَمْلَؤُهُ
Hamzah ditulis di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah dan didahului huruf berharakat fathah.
Ø   نؤم, شؤن
Hamzah ditulis di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah didahului huruf berharakat dhommah.
3.      Contoh Dari Keadaan Ketiga
Ø  سَئِمَ, بَئِيْسٌ
Hamzah ditulis di atas ya’, karena hamzah berharakat kasrah sesudah huruf shahih yang berharakat.
Ø  صَائِمٌ، أَسْئِلَةٌ
Hamzah ditulis di atas ya’, karena hamzah berharakat kasrah dan huruf sebelumnya disukunkan.
Ø  بُرِّئْتُ, بُرِئْتُ
Hamzah ditulis di ats ya’, karena hamzah disukunkan dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Ø  سَيِّئَةٌ, رِئَةٌ
Hamzah ditulis di atas ya, karena hamzah berharakat fathah dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
4.      Contoh Dari Keadaan Keempat
Ø  تساءل
Hamzah ditulis mufrod, karena berada di setelah huruf alif dan dan hamzah berharakat fathah.
Ø  ضوءان
Hamzah ditulis mufrod, karena hamzah berharakat fathah setelah huruf wawu
Ø  جزءان
Hamzah ditulis mufrod, karena berharakat fathah dan didahului huruf shahih yang mati.
Ø  مسئول
Hamzah ditulis mufrod, karena mengikuti wazan maf’ul.
5.      Contoh Dari Keadaan Kelima
Ø  يَيْئَسُ، جَيْئَلُ
Hamzah ditulis di atas wadah (nabhah), karena hamzah berharakat fathah dan didahului ya’ sukun.



Daftar Pustaka

Zarkasyi, Imam, tth.Qowa’idul al-Imla.Gontor-Ponorogo. Trimurti Press.
STAIN Salatiga, tth. Durusul Imla’. Salatiga. (Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, 2012).
Ma’rifatul Munjiah, Imla, Teori dan Terapan. (UIN Malang: Press, 2009).




Soal dan Jawaban
1.      Ada berapa macam tatacara penulisan hamzah di tengah kata (kalimah)? Sebutkan!
Jawab: Ada 5 cara. Yaitu:
1. Di atas alif
2. Di atas wawu
3. Di atas ya’
4. Berdiri sendiri (mufrod)
5. Di tulis di atas wadah.
2.      Ada berapa tempat penulisan hamzah yang berdiri sendiri? Sebutkan!
Jawab: Hamzah ditulis secara terpisah atau ditulis sendiri (mufrod) pada dua  tempat, yaitu:
a.       Apabila hamzah berharakat fathah dan sebulumnya adalh huruf mad atau layyin sukun. Contoh: تفاءل, قراءان
b.      Apabila setelah hamzah adalah huruf mad. Contoh: رءوس, رءوف




[1] Ma’rifatul Munjiah, Imla, Teori dan Terapan. (UIN Malang: Press, 2009).

[2] Durusul Imla (STAIN Salatiga: 2012), hal. 38-43

No comments:

Post a Comment