Saturday 26 September 2015

Keistimewaan Al-Qur'an


KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Tauhid

Dosen Pengampu:

Riza Muttaqin M.Pd.i




Oleh:

Candra Dian Anggraini           (230-10-15-0063)

Syifa Fitri Choirulloh              (230-10-15-0064)

Ir’addin                                   (230-10-15-0067)

Ulil Urwati                              (230-10-15-0068)

Annisa Latifatus Sifa              (230-10-15-0069)



FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

SALATIGA

2015



BAB I

 A.Latar Belakang

            Al-quran merupakan salah satu kelengkapan (kitab) yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam terhadap jiwa manusia. Oleh kaum muslimin, Al-Qur’an adalah wahyu dari Allah.kitab ini digunakan dalam peribadatan baik sendiri maupun bersama pada hari-hari penting atau hajat keluarga. Al-qur’an merupakan dasar keyakinan keagamaan, keibadatan dan hukum; pembimbing tingkah lakumasyarakat dan individu. Al-qur’an sebagai kitab yang di pedomani sebagai acuan oleh lebih dari empat ratus juta umat manusia adalah teramat layak untuk memperoleh perhatian istimewa. Kitab ini juga sangat perlu di kaji secara sungguh-sungguh, karena ia bukanlah kitab yang mudah difahami. Al-qur’an bukan risalah teologi,bukan pula kitab perundang-undangan atau kumpulan kutbah, tetapi rasanya Al-Qur’an lebih merupakan ramuan (medle) ketiganya, dan ditambah dengan berbagai “mutiara” yang bertebaran di dalam nya. “pewahyuannya”terentang selama kurang lebih dari dua puluh tahun, di saat mana Nabi Muhammad SAW bangkit dari posisi seorang pembaharu keagamaan yang tidak terkenal di kota asalnya, mekkah menjadi penguasa aktual di kota madinah dan sebagian besar jazirah arab. Karena wahyu turun sesuai dengan kebutuhan lingkungan yang senantiasa bergerak dan erubah selaras dengan tujuan kaum muslimin selama masa-masa tersebut, maka wajar kalau gaya kitab suci Al-Qur’an berubah-ubah pula. Susunanya tidak difahami secara utuh, namun terdapat bagian-bagian yang sulit yang maknanya seperti dinyatakan oleh orang islam sendiri hanya di ketahui oleh tuhannya.

            Salah satu karakteristik perubahan, seakin berkembangnya hubungan antara pemeluk agama-agama yang berbeda. Konsekuensinya adalah tidak memungkingkan lagi bagi sarjana barat untuk memberi gambaran tentang agama-agama asia sebagaimana dilakukan pada abad ke-19. penganut agama-agama asia sekarang telah beranjak kedunia intelektual yang sama dengan sarjana barat, dan mereka akan megkritik jika gagal memahami serta meng apresiasi agama mereka sebagai satu agama.



B.Rumusan Masalah

1. Apa Defenisi Al-Qur’an

2. Apa saja Macam-macam Keistimewaan Al-qur’an.

3. Apa saja Fakta-fakta ilmiyah yang Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an











BAB II

A.Pembahasan

  1.Defenisi Al-Qur”an

            Al-Qur’an adalah kalamullah yang di turunkan ke dalam kalbu Rosulullah Saw dengan perantara wahyu melalui ruhul kudus, yaitu jibril, turun secara bertahap dalam bentuk ayat demi ayat  surat demi surat sepanjang periode kenabian Rosulullah 23 th. Yang isi Al-Qur’an tersebut ada pembukaan degan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nas, yang pross perpindahan antar generasi umat manusia adalah dengan cara mutawatir mutlak, berlaku sebagai bukti nyata dan bersifat mu’jiz (mengalahkan pendapat lain) atas kebenaran risalah islam.

            Dalam defenisi Al-Qur’an yang sangat panjang ini memuat delapan unsur, pertama sumbernya yaitu Allah Swt, kedua pembawanya yaitu jibril (ruhul qudus), ketiga yang menerimanya yaitu Muhammad Saw, cara penyampaiannya yaitu di wahyukan, kelima bentuk wahyu yang diturunkan berupa ayat-ayat dan surat, keenam periode penurunan wahyu selama wahyu selama 23 th , ketujuh mengenai isi Al-Qur’an yaitu mushaf (kitab) yang ada pada umat islam sekarang yang berisi surat Al-Fatihah hingga surat An-Nas, kedelapan definisi ini memuat peranan Alqur’an yaitu sebagai bukti nyata yang bersifat mu’jiz (mengalahkan pendapat yang lain) yang proses penyampaian antar generasi manusia di lam ini dengan sanad (mata rantai pesan) yang paling akurat atau di sebut dengan istilah mutawatir.



  2.Macam-macam keistimewaan nya:

 a).Terpelihara keaslianya

Al Quran adalah satu-satunya kitab di dunia yang sempurna dan terpelihara keasliannya, karena  sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana firmanNya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).

Al Quran adalah satu-satunya kitab yang menantang manusia kafir untuk membuat yang semisalnya. Di dalam al Quran ada empat kali dan tahapan penantangan kepada manusia.

1. Allah menantang untuk membuat yang seperti al quran, sebagaimana tertera dalam surat Ath Thur 33-34

 2. Allah merendahkan tantanganNya, yaitu hanya beberapa surat saja, tertera dalam Surat Hud 13

 3. Allah menantang yang ketiga kalinya,yang lebih ringan dari sebelumnya.Dengan hanya membuat satu surat saja. Hal ini tertera dalam Al Qur’an surat  Yunus 38

أمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ

   4. Dan tantangan yang inipun, mereka tak sanggup memenuhinya. Maka Allah menantang dengan tantangan yang terakhir yang paling ringan.Yaitu,mendatangkan semisal ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqoroh ayat 23.

وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (البقرة: 23)


Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang seumpamanya dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.” (al-Baqarah : 23).


Upaya-upaya untuk memalsukan Al Quran ataupun membuat yang semisal dengan Al Quran telah dilakukan oleh orang-orang kafir sejak zaman dahulu, namun usaha-usaha itu tak pernah berhasil.

Di zaman Rasulullah ada seorang Nabi palsu, Musailamah Al-Kadzab, yang ingin menyaingi Rasulullah dengan mendakwakan dirinya sebagai Nabi. Musailamah Al-Kadzab bersahabat dengan ‘Amr bin Ash, salah satu sahabat Nabi yang termasuk terakhir dalam memeluk Islam. Ketika surat Al-‘Ash turun, ‘Amr bin Ash belum masuk Islam, tetapi ia sudah mendengarnya.

Ketika Musailamah Al-Kadzab berjumpa dengan ‘Amr bin Ash, Musailamah bertanya : “Surat apa yang turun kepada sahabatmu di Mekah itu?” ’Amr bin Ash menjawab, “Turun surat dengan tiga ayat yang begitu singkat, tetapi dengan makna yang begitu luas.” “Coba bacakan kepadaku surat itu!” Kemudian surat Al-’Ashr ini dibacakan oleh ‘Amr bin Ash.

Musailamah merenung sejenak, ia berkata, “Persis kepadaku juga turun surat seperti itu.” ‘Amr bin Ash bertanya, “Apa isi surat itu?” Musailamah menjawab: “Ya wabr, ya wabr. Innaka udzunani wa shadr. Wa sãiruka hafrun naqr. (Hai kelinci, hai kelinci. Kau punya dada yang menonjol dan dua telinga. Dan di sekitarmu ada lubang bekas galian.)” Mendengar itu ‘Amr bin Ash, yang masih kafir, tertawa terbahak-bahak, “Demi , engkau tahu bahwa aku sebetulnya tahu bahwa yang kamu omongkan itu adalah dusta.”

Di saat yang lain Musailamah Al Kadzab mencoba meniru surat Al Fiil dengan surat yang dikarangnya “Alfiil, maal fiil, wa maa adrakamaal fiil, lahu dzanabun wabiilun, wa khurthuumun thawiil” yang artinya: “Gajah. Tahukah anda gajah? Apakah gajah itu?Dan tahukah anda apakah gajah itu? Ia berekor pendek & berbelalai panjang”. Lucu sekali bukan?

Di era modern ini upaya pemalsuan Al Quran juga dilakukan dengan lebih gencar, salah satunya yaitu penerbita Al Quran Palsu pada tahun 2009 yang dilakukan oleh Penerbit asal Amerika, Omega 2001 dan One Press dengan judul  hard cover “Furqanul Haq” dalam huruf Arab dan “True Furqan” dalam huruf Latin. Dan usaha ini pun gagal total.



[1] b).Dihafalkan Banyak Manusia

Al Quran satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak manusia. Al Quran yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman mampu dihafal dengan tepat dan akurat, sampai huruf per huruf  bahkan panjang pendeknya. Al Quran bisa dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun, sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada kitab-kitab lainnya.

Al Quran mampu dihafalkan oleh anak-anak yang masih sangat belia, Ibnu Sina Hafal Al-Quran umur 5 tahun, Ibnu Khaldun Hafal Al-Quran usia 7 tahun, Imam Syafi’I Hafal Al-Quran ketika usia 7 tahun,  Imam Ath-Thabari hafal Al-Quran pada usia 7 tahun, As-Suyuthi hafal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun, Ibnu Hajar al-Atsqalani hafal al-Qur’an usia 9 tahun, Ibnu Qudamah Hafal Al-Quran usia 10 tahun.

Di parlemen Mesir sekarang ada 140 anggotanya hafal al-Qur’an 30 juz dan ada 180 orang yang hafal lebih 15 juz Al Qur’an. Di jalur Gaza Palestina yang sedang mengalami penjajahan, hampir setiap tahun mewisuda ribuan pengafal Al Quran. Di Indonesia kita bisa melihat keluarga Ustadz Mutaminul Ula mantan anggota DPR periode 2004-2009 yang 10 orang putra-putrinya menjadi penghafal Al Quran, sebagaimana dikisahkan dalam buku “Sepuluh Bersaudara Bintang Al Quran”

Sungguh benar firman Allah “Dan sungguh telah kami mudahkan al-Qur’an untuk diingat, apakah ada yang mau mengingatnya?” (al-Qamar: 18). Dan juga firmannya:

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]



c). Sesuai Dengan Sains Modern

Al Quran terbukti sesuai dengan sains modern. Banyak fakta-fakta ilmiah yang baru terbongkar pada era modern ini dan kesemuanya ternyata telah disebutkan dalam Al Quran lebih dari 14 abad silam. Sebagai contohnya bisa kita baca dari tulisan yang berjudul “Tinjauan tentang embriologi manusia dalam Al Quran dan Hadis” karya Prof. Keith L. Moore, seorang professor anatomi dari universitas Toronto, Kanada, 1982. Tulisan tersebut menguraikan bagaimana Al Quran mampu menggambarkan detail proses pembentukan embrio dengan sangat tepat, disaat tekhnologi di masa itu sama sekali belum menjangkaunya.

Contoh bukti kesesuaian Al Quran dengan sains modern lainnya yaitu tentang peristiwa digantinya kulit manusia di neraka. Kulit adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar api seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisaa’ (4) :56). Dan ayat inilah yang telah mendorong Dr. Tagata Tejasen Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand untuk bersyahadat.

Contoh lain lagi yaitu proses pembentukan hujan, sebagaimana Allah firmankan “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al Qur’an, 30:48). Jumlah air hujan yang turun ternyata juga sangat terukur, hal ini sebagaimana firmannya “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an, 43:11).

            Dan contoh lainya yaitu dari tumbuhan-tumbuhan yang berkembang atau tumbuh pasti memerlukan adanya cahaya,air,karbondioksida,oksigen,hidrogen,nitrogen,fosfor belerang,magnesium dan besi. Uniknya meskipus sebagian besartumbuhan di dunia ini menyantap semua unsur-unsur ini namun di sana ada buah apel yang rasanya manis, buah labu yang rasanya pahit,  pohon kelapa yang indah dan pohon kaktus yang berduri.

            Padahal mereka memakan unsur-unsur yang sama dan air yang sama pula. Jika di pikir lagi, bagaimana mungkin biji yang kecil bisa mengeluarkan beribu-ribu jenis,bentuk,aroma dan cita rasa yang berlainan, ini jelas memuat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal dan menggunakan akalnya.

            Allah berfirman dalam surat (Qs.Ar-rad(13):4)





Banyak sekali bukti-bukti lainnya yang menunjukan kesesuaian Al Quran dengan sains modern, bisa dilihat pada tulisan DR. Maurice Bucaile tentang “the bible, the quran and sience” atau kumpulan karya-karya Harun Yahya yang sangat fenomenal.



d). Gaya Bahasa Sastra Tinggi

Al Quran diturunkan di tanah Arab yang pada saat itu sangat menghargai sastra. Al Quran turun dengan gaya bahasa yang tinggi yang tidak mampu ditandingi siapapun. Dan hal ini  pun di akui oleh musuh-musuh Islam saat itu, seperti ucapan Al Walid bin Mughirah salah seorang tokoh pembesar Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi (agung) dan tidak yang melebihinya”. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].

Atau dalam redaksi lain sebagaimana ditulis Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfuri dalam kitab Sirohnya “Demi Allah! Sesungguhnya ucapan yang dikatakannya itu amatlah manis dan indah. Akarnya ibarat tandan anggur dan cabangnya ibarat pohon yang rindang. Tidaklah kalian menuduhnya dengan salah satu dari hal tersebut melainkan akan diketahui kebatilannya. 



e).Menjadi Obat Baik Penyakit Fisik Maupun non fisik

                                                                                           وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ


“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al-Israa’:82)

Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan: “Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsis-ten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi. Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit, baik  penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara yang mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesem-buhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)

Al-Imam Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri, beliau berkata: “Sekelompok shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu, namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka. Selang beberapa waktu kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking).

Penduduk kampung tersebut pun berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang memiliki sesuatu.’

Mereka pun mendatanginya, lalu berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking). Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah seorang di antara kalian memiliki sesuatu?.

Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya. Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’Mereka pun setuju untuk memberi upah berupa 3 ekor kambing. Maka dia (salah seorang shahabat) pun meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin (Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.

Mereka lalu memberikan upah sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa yang beliau perintahkan kepada kita. Merekapun menghadap Rasulullah kemudian melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu (Al-Fatihah, pen.) memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar. Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau tertawa.”



f). Menceritakan Masa Lalu dan Akan Datang Dengan Sangat Tepat

Al Quran telah menceritakan kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian masa datang dengan sangat tepat. Salah satunya yaitu ramalan Al Quran tentang kemenangan bangsa Romawi setelah sebelumnya mengalami kekalahan “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). (Ar Rum 1-4)

Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut,  pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara Kekaisaran Romawi dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan Romawi secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi, yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Romawi. (Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997, s. 287-299.). Akhirnya, kemenangan bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur’an, secara ajaib menjadi kenyataan.

Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun pada masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum, diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan “Adnal Ardhi” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat” dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berarti “rendah” dan “Ardhi” yang berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardli” berarti ‘tempat paling rendah di bumi’.

Yang paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Romawi dan Persia, ketika Romawi dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania. Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi. Ini berarti bahwa Romawi dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.

Ramalan lainnya yaitu kemenangan Umat Islam terhadap kafir Quraisy sebagaimana disebutkan dalam Al Quran “Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. (al-Qamar: 45). Saat itu sepertinya kondisinya sangat tidak mungkin karena umat Islam berada dalam keadaan yang serba kesusahan, baru saja di boikot, khodijah wafat, Abu Tholib wafat dan umat Islam dalam kondisi yang lemah. Tapi Allah benar-benar menunjukan janjinya, dimana kemudian orang-orang musyrik kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib, kemudian terjadi setelah itu.



g). Membacanya Bernilai Ibadah

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ



Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari]





خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ



“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]

الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ



Orang yang mahir dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].



3.Fakta-fakta Ilmiyah di Dalam Al-Qur’an

               Al-Qur’an telah menegaskan secara jelas bahwa alam semesta atau kosmos yang terdiri atas benda-benda langit, seperti binatang,planet termasuk bumi di dalamnya, satelit dan asteroid, pada mulanya menyatu berbentuk asap atau kabut. Kemudian Allah Ta’ala memisahkan sejak miliaran tahun silam menjadi benda-benda, sebagaimana yang terdapat di alam raya ini. Hal ini di terangkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut.



Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi kedunya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air, maka mengapa mereka tidak beriman? (QS:Al-Anbiya’:30)



            Ayat tersebut menerangkan pemisah antara langit dan bumi, sedangkan dalam surat fushilat Ayat 11 menerangkan asal usul dan keadaan nya semula. [2]



Kemudian dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap, lalu berfirman kepadanya dan kepada bumi, “Datanglah kamu berdua menurut peritah-ku dengan patuh atau paksa.” Keduanya menjaab, ”Kami datang dengan patuh.” (QS Fushshilat: 11).

     

            Persoalan tentang kejadian alam semesta ini menjadi topik pembahasan yang seru dan menarik bagi ilmuan pada abad modern ini. Walaupun terjadi perbedaan diantara mereka mengenai proses kejadiannya, tetapi mereka sepakat bahwa pada mulanya alam sementara ini adalah padu, belum terjadi pemisahan menjadi benda-benda langit seperti yang dapat kita sak sikan saat ini.

            Pada tahun 1929 seorang astronom Amerika, Edwin Hubble, mengemukakan pertanyaan  dengan menyodorkan petunjuk kuat mengenai asal usul alam semesta. Menurut pengamatan galaksi-galaksi (gugusan bintang-bintang)itu bergerak menjauhi kita dengan cara-car tertentu.

            Dari hasil pengamatan Hubble ini, berkembanglah sudah pendapat yang menyatakan yang menyatakan adanya “ledakan dasyat” atau yang di sebut dengan “Big Bang”. Pendapat ini di kemukakan oleh seorang astronom Belgia, Georges lemaitre, yang menyatakan bahwa kejadian alam semesta ini di mulai dari suatu ledakan hebat yang terjadi milyaran tahun lalu, dengan melempar benda-benda kesegala arah. Lambat laun benda tersebut membentuk galaksi yang terdiri atas milyaran bintag, planet dan benda-benda langit lainya.

            Penemuan para ilmuan dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat canggih ini melalui berbagai tahapan pengamatan dan penyelidikan yang cukup tentang asal usul kejadian alam semesta ternyata sangat sesuai dengan apa yang telah di paparkan dalam Al-Qur’an sejak empat belas abad  silam.

            Yang tidak kalah menakjubkan dengan firman Allah yang terdapat dalam surat Al-Anbiya’ Ayat 30 adalah ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa nantinya yang mengungkapkan kebenaran-kebenaran ayat-ayat Allah tentang kejadian alam semesta sesuai dengan fakta-fakta ilmiyah mayoritas-mayoritas mereka.





























































BAB III



Penutup



A.Kesimpulan

            Berdasarkan uraian di atas bisa di simpulkan bahwa:

    Al-Qur’an merupakan kitap yang syamil yang mencakup seluruh ajaran tuhan yang ada pada kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya (taurat,zabur,injil) sebagai firman Allah dalam firman Al-Maidah : 4

    Al-Qur’an bukan kitab sains, namun di dalamnya Al-Qur’an terdapat segala dasar ilmu pengetahuan untuk membenarkan kenabian Muhammad 14 abad yang lalu, jauh sebelum ilmu pengetahuan modern yang berkembang samapai sekarang ini.

    Al-Qur’an berisi ajaran Allah Swt untuk memberi petunjuk dan seluruh umat manusia di segala zaman. Oleh karena itu Al-Qur’an akan selalu di pelihara dari kejadianya perubahan dan akan selalu terjaga keaslianya. (Al:Hijr : 9).

    Bahasa Al-Qur’an tidak ada yang menandingi. bahasanya mudah dan indah, sehingga banyak orang yang menghafalnya, karena Al-Qur’an dari dahulu hingga sekarang adalah bahasa arab.






















Daftar Pustaka

https://www.facebook.com/notes/mengungkap-kebenaran-mukjizat-al-quran-dan-hadis/keistimewaan-al-quran/10151416857398169.

Drs.H.M.Djamaludin Dimyati 2008,Menyingkap kebenaran Al-Qur’an,PT.tiga serangkai.

Wisnu Arya Wardhana 2004,Alqur’an dan Energi nuklir,CV.Pustaka Pelajar.

 Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Keistimewaan-keistimewaan Al Quranwww.almanhaj.or.id

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad dari    Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku Darul Haq, Jumadil Ula 1427H.

Fahruddin Ainun Nasiq,Kita bertanya islam menjawab,CV Terbit terang





[1] Fahruddin ainun nasiq,Kita bertanya islam menjawab......Hlm257
[2] Drs.H.M.Djamaludin Dimyati,Menyingkap kebenaran Al-Qur’an.........Hlm23

Wednesday 23 September 2015

peran orang tua dalam menumbuhkan cinta anak terhadap alqur an


PERAN ORANG TUA DALAM MENUMBUHKAN KECINTAAN ANAK TERHADAP AL-QUR’AN SEJAK MASA PRA SEKOLAH


BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pengertian Anak Prasekolah.

                    Yang dimaksud dengan  Anak usia dini ( anak pra sekolah ) adalah mereka yang berusia antara 0-6 tahun, sebagaimana yang tertulis dalam UU No.20 tahun 2003 bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

                    Ahmadi dan Sholeh ( 2005 : 34 ) menyatakan bahwa : Masa usia Prasekolah, yaitu dari lahir sampai kira-kira 6;0 , dapat diperinci lagi menjadi :

  1. Masa Vital
    Masa vital ini dimulai dengan kelahiran si anak.
  2.  Masa Estetik

                    Biasanya masa estetik ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Anggapan itu timbul karena nama estetik. Sebenarnya, kata estetik yang digunakan disini tidak dalam arti tersebut, tetapi dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca indranya dan dalam eksplorasi dan belajarnya dia menggunakan panca indera juga. Pada masa ini panca inderanya masih dalam masa peka, karena itu pulalah Montesori menciptakan bermacam-macam alat permainan yang dimaksudkan untuk melatih panca indra. Pada masa inilah muncul gejala kenakalan, yang umumnya terjadi pada umur 3 ;0 sampai umur 5 ;0 tahun. Anak sering menentang kehendak orang tua, kadang-kadang menggunakan kata-kata kasar, dengan sengaja melanggar apa yang dilarang dan tidak melakukan apa yang diharuskan untuk dilakukan, dan sebagainya.

                    Apakah sebabnya anak berbuat berbagai kenakalan tersebut ? Jawaban yang dapat diterima yaitu :

                    Bakat perkembangan bahasanya, yang merupakan modal pokok bagi anak dalam menghadapi dunianya, sampailah anak pada penyanderaan aku-nya atau terhadap menemukan aku-nya , yaitu suatu tahap ketika anak menemukan dirinya sebagai subjek dan yang lain sebagai objek, maka kemampuan itu kini dia  miliki. Kini dia menyadari ( menemukan ) bahwa dirinya juga subjek yang mempunyai keterbatasan untuk menghendaki sesuatu, mempunyai pula kebebasan untuk menolak sesuatu. Dan karena jarang menemukan kenyataan tersebut maka anak seakan-akan gaul ingin mendapatkan pengalaman, bagaimana kiranya sebagai subjek yang bebas menentukan keinginannya itu.

                    Pada masa ini, anak dapat dilukiskan sebagai demam menghendaki. Misalnya, pada suatu saat ia menghendaki sebuah bola, dan kehendaknya itu tidak dapat ditahan; tetapi kalau telah memperolehnya maka dia tidak lagi mempedulikan bola itu, dan menghendaki barang yang lain lagi; dan sebagainya. Kadang-kadang ia melanggar hal yang dilarang, dan memantangkan hal yang diharuskan. Hal yang demikian itu dilakukannya bukan karena ia keras kepala., melainkan hanya karena ingin mengalami dan ingin menyaksikan akibatnya.

                    Dipandang dari segi pendidikan, masa ini merupakan masa yang sukar. Bagaimanakah sikap pendidik yang sebaik-baiknya ?

                    Dalam menghadapi anak yang sedang mengalami masa kegoncangan ini sikap yang paling bijaksana ialah jalan tengah, yaitu sikap yang tidak ekstrem, baik ekstrem menekan, maupun ekstrem memanjakan.

                    Jika pendidik ( orang dewasa ) memaksakan pendiriannya sendiri dengan memakai kekerasan dan kekuasaan sebab dia lebih kuat, maka anak itu akan mengalah dan tunduk kepada pendapat orang dewasa, sedangkan kemauannya sendiri akan lenyap dan tidak berkembang. Anak yang demikian itu nantinya akan menjadi individu yang tidak mempunyai inisiatif dan tanpa kemauan ; dia akan terbiasa bersikap menunggu perintah.

            Sebaliknya, jika anak itu dituruti saja apa kehendaknya atau dibiarkan saja berbuat sesukanya, dengan maksud untuk menghindarkan persengketaan antara dia dengan orang dewasa, maka tindakan yang digambarkan itu hanya merupakan pengunduran sengketa itu saja, yang nantinya akan timbul lagi dengan kuat.   

                    Sriyanti ( 2014: 61 ) menyatakan bahwa : sifat khas anak usia prasekolah yaitu :

  • Daya fantasinya tinggi
  • Rasa ingin tahunya besar
  • Daya eksperimen dan eksplorasi tinggi
  • Emosi meledak-ledak
  • Ingin melepaskan diri dari otoritas orang dewasa
  • Daya imitasinya tinggi
  • Mencurahkan enegi psikisnya pada daerah seksulitas
  • Bisa bandel dan susah diatur.


  1. Aspek- aspek Perkembangan pada Masa Prasekolah.

                    Ahmadi dan Sholeh ( 2005 : 90) menyatakan bahwa Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau juga masa menjelang sekolah, sebab masa ini saat-saat anak senang mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada yang menyebut dengan masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia sekitarnya terasa serba indah. Pada bab ini akan dijelaskan antara lain tentang :

  1. Perkembangan Tanggapan.

                    Mempelajari perkembangan tanggapan anak, tidak terlepas dengan mempelajari teori-teori  perkembangan pengamatan anak.  Dalam  polanya  kedua  aspek tersebut memang berbeda tetapi antara keduanya saling terkait dan ada kesamaan yang mendasar yakni : adanya  proses  belajar  mengenal  atau menguasai objek., atas stimulus yang datang kepadanya, dengan menggunakan potensi yang dimilikinya . Dan dikatakan tanggapan itu terkait dengan pengamatan sebab tanggapan itu sendiri merupakan hasil, kenangan dari adanya proses pengamatan.

                    Perkembangan tanggapan atau pengamatan anak itu mulai fase-fase sebagai berikut :

  1. Global : yaitu pengamatan dari tanggapan global atau totalitas.
  2. Terurai : yaitu anak mulai dapat mengamati bagian-bagian perhatiannya menjadi lebih terurai pada bagian-bagian objek pengamatan, disini anak semakin kritis dan logis.
  3. Shinthesa atau asimilasi : yaitu anak sudah dapat membuat sintesis atau mengasimilasi antara objek total dan bagian-bagiannya., demikian pula tentang kausalitasnya. Sehingga anak pun telah dapat menghayati akan perbedaan atau kesamaan, ciri dan sifat dari bermacam-macam benda.



  1. Perkembangan Pikiran.

                    Perkembangan pikiran ( intellect ) anak itu pada dasarnya berhubungan erat dengan perkembangan bahasa, keduanya merupakan faktor penentu bagi seseorang dapat menyampaikan gagasannya, keinginannya dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain.

                    Perkembangan pikirannya dapat dibedakan dengan 2 bentuk yaitu :

  1. Perkembangan formal, yaitu perkembangan fungsi-fungsi piker atau alat-alat pikir anak untuk dapat menyerap menimbang,memutuskan, menguraikan, dan lain-lain. Contoh, perkembangan sistematika berfikir, teknik pengambilan keputusan, dan lain-lain.
  2. Perkembangan material: yaitu perkembangan jumlah pengetahuan pikir ( knowledge ) oleh seorang anak itu dapat dimiliki dan dikuasainya. Contoh, penguasaan tentang angka-angka, pendapat-pendapat, teori dan sebagainya.

              Secara keseluruhan perkembangan pikiran dapat diartikan sejalan dengan proses perkembangan pengamatan dan tanggapan anak, maka perkembangan pikiran pun dapat dikategorikan dengan dua tahapan yaitu :

  1. Berpikir secara konkret ( dengan objek yang realis ) sehingga proses berfikir anak harus dirangsang atau dituntut dengan benda atau dengan alat peraga.
  2. Berpikir secara simbolis atau sistematis, yaitu: anak berpikir dengan menggunakan simbol-simbol tertentu, dan sebagainya.

  1. Perkembangan Daya Ingatan.

                    Daya ingatan anak akan bersifat tetap jika anak telah mencapai intensitar terbesar atau terbaik dan kuat, jika anak akan mencapai intensitas terbesar atau terbaik dan kuat, jika anak berumur antara  8-12 tahun, pada saat itu daya menghafal atau daya memorisasi ( upaya memasukkan pengetahuan dalam tingkatan seseorang ) dapat memuat sejumlah materi hafalan sebanyak mungkin.

                    Sebelum umur setengah tahun ( 0;6 ) anak pada umumnya belum mengenal benda sekitarnya secara hakiki. Anak saat itu baru mengenal keadaan atau situasinya saja. Contoh : seorang ibu menyodorkan sendok makan kepadanya, ia mengenal keadaan itu, tetapi jika sendok ditaruh atau diletakkan diatas meja, maka anak sudah tidak megenal benda itu lagi. Baru umur lebih dari setengah tahun secara pelan-pelan anak mulai mengenal lingkungannya.

  1. Perkembangan Bahasa.

                    Sementara anak bertumbuh dan berkembang, produk bahasa mereka meningkat dalam kuantitas, keluasan dan kerumitannya. Mempelajari perkembangan bahasa biasanya ditunjukkan pada rangkaian dan percepatan perkembangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa sejak usia bayi dan dalam kehidupan selanjutnya .anak akan selalu berkembang sejajar dengan sejumlah perbendaharaan bahasanya yang sesuai dengan lingkungannya, terutama yang bersumber dari orang tuanya, sekolah serta lingkungannya.

5.Perkembangan Perasaan

              Bagi anak-anak perkembangan perasaan itu sangat cepat dan besar sekali, sehingga umumnya anak-anak akan lebih emosional dibandingkan dengan orang dewasa. Pandangan mereka selalu optimis, cepat merasa puas, ( terutama pada anak sekolah dasar ) sehingga mereka akan mudah merasa senang, periang, kesedihan, dan kesusahan atau justru kesenangan orang lainpun belum mereka hayati dengan baik-baik. Kalbu pada saat tertentu anak tahu tentang kesusahan orang lain maka anak berusaha menekannya atau menutupnya, karena ia takut atau malu untuk ikut merasakannya.

             

              Perkembangan perasaan anak akan berkembang secara bertahap, yang dimulai dari perasaan yang lebih banyak ditunjukkan untuk kepentingan dirinya sendiri.

              Perkembangan perasaan anak akan semakin baik jika ditandai adanya keseimbangan antara perasaan dan sikap egosentrisnya dengan perasaan objektif yang ada. Anak akan selalu membeberkan perasaannya dengan luas, terus terang apa yang sebenarnya yang ia rasakan . ia bahagia jika ia benar – benar dalam kondisi tidak sedih.

              Suasana hari bagi seorang anak umumnya berjalan secara cepat, mudah berubah dengan diwujudkan sebentar ketawa, sebentar menangis, dan seterusnya.

              Saling bergantian perasaan-perasaan tersebut muncul, hal ini yang sering menimbulkan kebingungan atau kebosanan para orang tua, karena orang tua sudah dapat mengendalikan perasaannya dengan teratur.

              6.Perkembangan fantasi.

              Daya jiwa anak menciptakan tanggapan-tanggapan baru atas bantuan tanggapan-tanggapan yang telah ada ( lama ) dalam psikologi disebut fantasi.

              Fantasi yang ada pada diri seseorang itu bersifat :

  1. Leluasa, bebas tidak terikat, atau liar.
  2. Spontan terkadang tanpa disadari.
  3. Mudah sekali berubah.
  4. Bersifat menciptakan untuk sesuatu yang baru.

              Ada sesuatu yang erat hubungannya dengan fantasi anak yakni, bahwa anak-anak sering melakukan dusta fantasi, dusta fantasi ini adalah dusta semua, ia berbuat karena tidak disengaja. Anak tersebut belum tahu bahwa hal itu salah, atau ia berdusta itu bukan untuk tujuan-tujuan tertentu.

              Hal tersebut bias terjadi karena anak belum juga dapat membedakan antara tanggapan ingatan dan tanggapan fantasi; atau juga dapat disebabkan reaksi menolak, takut, kurang kuat ingatannya,sugesti, malu, dan lain-lain.

              Dalam menanggapi masalah terhadap perkembangan fantasi anak, sebaiknya diberikan kesempatan atau dilatih untuk dikembangkan. Dan agar anak tidak terlalu terlena pada dunia khayal yang berlebih-lebihan, maka ada baiknya juga jika dalam latihan pengembangan fantasi agak dibatasi, tetapi tidak perlu terlalu ketat.

              Sehingga perkembangan fantasi anak akan tetap bebas leluasa tetapi terkendali atau terarah.

              7.Perkembangan Sosial Anak.

              Sebagian psikolog beranggapan bahwa perkembangan sosial itu mulai ada sejak anak lahir di dunia, terbukti seorang anak yang menangis, adalah dalam rangka mengadakan kontak/hubungan dengan orang lain. Atau anak tampak mengadakan aktivitas meraba,tersenyum bila memperoleh rangsangan dan teguran dari luar.

              Selanjutnya karena anak sudah mulai kaya akan pengalaman sosial, terkadang timbul kesukaran bagi orang tua untuk mengatur. Anak sudah mulai dapat berontak, melawan. Suatu ketika anak menjadi mudah keras kepala, cemburuan,dan lain-lainnya, karena pada masa ini termasuk ada didalamnya masa kegoncangan pertama ( footzalter I)  pada diri anak, yakni pada umur 3 ;0/0 ;4 tahun.

              Perkembangan sosial ini akan terus berlanjut sesuai dengan pengalamannya, sehingga ia siap untuk bergaul dengan yang lain secara baik dan wajar.

              8. Perkembangan Moral.

              Menurut Robert J. Havighurst, moral yang bersumber dari adanya suatu tata nilai adalah a value is an obyect estate or affair wich is desired ( tata nilai dalah suatu objek rohani atas suatu keadaan yang diinginkan ).

              Maka kondisi atau potensi internal kejiwaan seseorang untuk dapat melakukan hal-hal yang baik, sesuai dengan nilai-nilai ( value ) yang diinginkan itu disebutnya sebagai moral.

              Dengan demikian perkembangan moral seseorang itu berkaitan erat dengan perkembangan sosial anak., disamping pengaruh kuat dari perkembangn pikiran, perasaan serta kemauan atas hasil tanggapan dari anak.

              Contoh : adanya kontak dengan orang lain, pada gilirannya akan muncul pula rasa untuk saling menghargai,saling tolong menolong, dan lain-lain.

              Bagi seorang anak perkembangan moral itu akan dikembangkan melalui pemenuhan, kebutuhan jasmaniyah ( dorongan nafsu fisiologi ), untuk selanjutnya dipolakan melaui pengalaman dalam lingkungan keluarga, sesuai dengan nilai-nilai yang diberlakukannya. Maka disinilah sebenarnya letak peranan utama bagi orang-orang yang paling dekat atau akrab dengan anak ( terutama ibu ) dalam memberikan dasar-dasar pola perkembangan moral anak berikutnya.

              Adapun nilai-nilai ( selain nilai fisiologis ) bagi seorang anak perkembangan berikutnya akan selalu berada sejajar dengan nilai-nilai yang mendasari tadi.

              9. Masalah Permainan.

              Permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut.

              Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu perlu kiranya bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana didalam kegiatan permainannya. Secara fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih diarahkan kepada hasil yang akan dicapai , disamping adanya keterkaitan yang lebih ketat dari pada sebuah permainan.

             



              Ahmadi dan Ardian ( 1988 : 82) menyatakan bahwa , nilai permainan bagi anak yaitu:

  • Permainan adalah salah satu syarat yang penting untuk membawa anak dalam suasana kemasyarakatan.
  • Dalam melakukan permainan anak dapat mengetahui kekuatannya sendiri dan ia dapat mengenal barang-barang yang terdapat disekelilingnya.
  • Dalam permainan anak dapat mengembangkan fantasi dan potensi-potensi yang lain.

              10. Perkembangan Keberagamaan Anak.

              Sebenarnya potensi keberagamaan bagi seorang anak telah ada semenjak anak lahir ke dunia, ia memiliki ”fitrah” untuk beriman kepada Tuhan. Tinggal persoalannya usaha pengembangan serta pemeliharaan potensi ( perasaan religious ) tersebut yang ada pada seseorang. Maka disinilah peran utama orang tua untuk berupaya menanamkan ajaran-ajaran islam kepada anaknya.

  1. Ciri-ciri Perkembangan Anak Prasekolah.

  1. Perkembangan fisik.

              Hawadi dan Akbar ( 2001: 6 ) mengatakan bahwa Pada akhir usia 3 tahun, seorang anak memiliki tinggi tiga kaki dan 6 inchi lebih tinggi saat ia berusia 5 tahun.

Berat badannya kira-kira 15 kg dan diharapkan menjadi 20 kg saat ia berusia 5 tahun. Anak laki-laki akan lebih tinggi dari pada anak perempuan, namun hal ini juga bisa berbeda karena bergantung pada perawatan dan kecenderungan pertumbuhan anak.



  1. Perkembangan Motorik.

              Hawadi dan Akbar ( 2001: 7 ) mengatakan bahwa perkembangan motorik tidak saja mencangkup berjalan, berlari, melompat, naik sepeda roda tiga, mendorong, menarik, memutar dan berbagai aktifitas lainnya. Kordinasi mata tangan, namun juga melibatkan hal-hal seperti menggambar, mewarnai, mencoret dan kegiatan lainnya. Keterampilan motorik berkembang pesat pada tahun ini.

  1. Perkembangan Intelektual.

              Usia tiga- enam tahun merupakan usia yang sangat temperamental bagi seorang anak. Rasa ingin tahu merupakan kondisi emosional yang baik dari anak, namun yang perlu ditekankan bahwa rasa ingin tahu tersebut dapat terkendali, jangan sampai pada objek-objek yang biasa dikenalnya serta tentang kejadian-kejadian mekanika yang ada disekitarnya. Usia tiga tahun, anak mulai bertanya dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 6 tahun. Untuk itu pada usia 3-6 tahun dusebut juga dengan Questioning Age.

  1. Perkembangan Sosial.

              Pada usia 3-6 tahun, anak belajar menjalin kontak sosial dengan orang-orang yang ada disekitar mereka dan terutama dengan teman-teman sebayanya. Karena itulah masa ini sering disebut dengan Pregang Age.

  1. Alasan dan Bagaimana Caranya orang tua harus berusaha untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an sejak masa Pra Sekolah.

Ahmadi dan Ardian ( 1988 : 101 ) menyatakan bahwa: Anak dilahirkan dengan membawa bakat, dan bakat itu bisa didapatkan dari orang tuanya atau leluhurnya. Ada bakat yang baik dan ada pula bakat yang jahat. Tetapi bakat itu tidak memastikan bentuk jiwa anak.

Pembentukan jiwa anak itu bisa dipengaruhi oleh banyak alasan. Bakat bukanlah menjadi suatu diantara banyak alasan yang menjalankan pengaruh atas jiwa anak tersebut. Dan pembentukan jiwa anak yang memberi harapan ia dapat hidup bahagia dan sukses dunia akhirat, adalah menjadi tujuan dari segala pendidikan.

Adapun bakat yang baik haruslah dipupuk dan dipelihara dengan sebaik mungkin, sedangkan bakat yang jahat haruslah segera dipunahkan. Tetapi jalan yang digunakan untuk mempunahkan bakat yang jelek tersebut bukanlah dengan cara kekerasan dan pukulan, melainkan dengan cara kebijaksanaan serta kesabaran.

Orang tua selaku pendidik perlu mengenal dengan jelas karakteristik dari setiap anak. Setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda, baik dalam hal daya tangkap maupun daya ingat. Beberapa anak memiliki kemampuan daya tangkap yang baik tetapi memerlukan tenaga yang lebih untuk mengasah daya ingatnya. Atau sebaliknya. Kadang ditemukan yang memiliki keistimewaan kuat dalam kedua hal tersebut. Semua ini adalah anugerah yang diberikan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya. Yakinlah setiap manusia memilki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tinggal kita yang harus pandai-pandai mengelola kemampuan yang Allah SWT anugerahkan kepada anak-anak kita.    

Rumah adalah menjadi “madrasatul ‘ula” dan orang tua memiliki peran utama dalam memberikan teladan yang baik bagi anaknya. Orang tua wajib menampakkan kecintaan kepada al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anak termotivasi terus menerus dalam mencintai Al-Qur’an dan yang tak kalah pentingnya seorang anak bisa termotivasi untuk menghafalkan kitab suci Al-Qur’an.

Badwilan ( 2010 : 97 ) menyatakan bahwa : Pengaruh positif Al-Qur’an sangat tampak dalam diri anak-anak, karena mereka masih mudah dibentuk dan diajari, sebagaimana ungkapan klasik “ pengajaran pada masa kecil laksana mengukir diatas batu ”.

Fakta pengaruh- pengaruh positif Al-Qur’an ini juga diperkuat oleh Syekh Ahmad Abdul Azhim yang berkata, “ Anak yang menerima Al-Qur’an semenjak masik kanak-kanak akan berbeda dengan anak yang tidak mendapatkan kebaikan ini. Sebab, Al-Qur’an akan memberikan kekuatan mental dan akhlak kepadanya, yang tampak ketika ia ditimpa berbagai ujian dan cobaan ”.

Dengan pemaparan diatas tentulah kita sebagai orang tua semakin mantap untuk berupaya menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an. Namun sebelum kita berupaya untuk menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an sejak masa prasekolah Perlu kita ketahui terlebih dahulu , bahwa secara fitrah, orang tua mencintai anak-anak mereka, namun tidak demikian dengan anak-anak. Sebab naluri kasih sayang mereka kebanyakan hanya merupakan respons dari sesuatu yang diberikan oleh orang tuanya. Untuk itu, ketika kita sebagai orang tua menginginkan rasa cinta terhadap al-Qur’an tumbuh dalam diri anak-anak kita, maka buatlah mereka mencintai kita sepenuhnya. Ketika kita mencintai al-Qur’an dan anak-anak melihat dengan jelas bahwa cinta kita yang mendalam pada Kitabullah, maka merekapun akan ikut mencintai al-Qur’an pula.

Orang tua yang biasa berinteraksi dengan Al-Qur’an, ketika anaknya melihat secara otomatis kecintaan orang tua kepada Al-Qur’an akan dirasakan oleh anaknya tanpa harus bersusah payah. Dan ketika anak merasa terganggu dengan kesibukan orang  tuanya  membaca Al-Qur’an sehingga merasa tidak diperhatikan, orangtua perlu mendekati dan mendekapnya kemudian memintanya untuk mencium mushaf sehingga timbul rasa cintanya pada Al-Qur’an.

            Jika rasa cinta terhadap Al-Qur’an sudah tertanam pada diri seorang anak maka bukanlah suatu yang tidak mungkin untuk anak dapat menghafal Al-Qur’an sejak masa prasekolah. Terkait dengan hal itu berikut ini akan saya paparkan sebagian cara untuk dapat menanamkan kecintaan membaca dan menghafal Al-Qur’an dalam diri anak. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Berniatlah dalam hati dengan niat yang tulus.
    Sebelum melahirkan seorang anak orang tua hendaknya berdoa berdoa kepada Allah agar dikaruniai seorang anak yang sholeh dan sholehah, yang kelak nantinya dapat menjadi seorang hafidz dan hafidzah. Dengan begitu, jika anak telah dilahirkan dan tumbuh, niscaya si orang tua akan berupaya semaksimal mungkin dan dengan segala cara agar dapat mewujudkan anaknya kelak bisa menghafal Al-Qur’an. Orang tua harus menghilangkan segala sesuatu yang dapat menghambat ataupun merintangi anaknya untuk mencapai sebuah tujuan yang mulia tersebut.
  2. Membiasakan diri membaca dan menyimak Al-Qur’an dihadapan anak sejak mulai masa kehamilan.
    Jika hal itu dilakukan terutama oleh seorang ibu yang sedang mengandung anaknya hingga anak itu mencapai umur dua tahun maka hal tersebut akan sangat membantu untuk menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an. Sebab, apabila anak mendengar firman allah dalam rentang waktu yang lama, maka hal itu akan membuat memori si anak terpenuhi dengan firman-firman Allah. Jika yang paling banyak memperkuat memori si anak adalah firman Allah, setelah itu orang tua haruslah membantu si anak agar dapat mengucapkan sebagian ayat-ayat Allah yang pendek serta membaca bersamanya, dengan begitu maka lidah si anak akan benar-benar menjadi terbiasa membaca Al-Qur’an, dan hatinya pun penuh dengan rasa cinta terhadap Al-Qur’an serta dipenuhi pula  dengan cahaya dan petunjuk dari Allah SWT.
  3. Pemberian hadiah termasuk sesuatu terindah yang dapat membantu orang tua dalam menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur’an.
    Ketika si anak telah menghafal sebagian ayat Al-Qur’an , sekalipun dalam permulaannya dalam jumlah yang sedikit, maka saat orang tua memberikan hadiah kepadanya , haruslah dengan niat serta tujuan agar anak berkeinginan tambahan ayat dan surat- surat dalam Al-Qur’an. Namun yang perlu kita perhatikan lagi adalah kita harus berhati-hati dari berlebih-lebihan dalam memberikan hadiah, karena bisa saja jika hadiah itu melebihi dari apa yang diinginkan si anak, maka efektifitasnya kelak akan menghilang.
  4. Sebuah majelis seharusnya menyelenggarakan sebagian perlombaan bagi anak yang dapat menghafal Al-Qur’an.
  5. Menghadirkan stereo khusus bagi anak dengan mikrofonnya.
    Media ini lebih disukai oleh anak-anak. Masing-masing anak senang mendengar suaranya sendiri melalui pengeras suara. Pada gilirannya, kelak orang tuanya akan mendapatinya mengeraskan suaranya, sedangkan yang lainnya meniru salah seorang pembaca Al-Qur’an lainnya, dan begitu seterusnya. Akan tetapi yang penting adalah seorang anak mesti tahu bahwa ia tidak boleh menggunakannya, kecuali hanya untuk membaca Al-Qur’an.







                          





KESIMPULAN

                    Anak usia dini ( anak pra sekolah ) adalah mereka yang berusia antara 0-6 tahun, Usia lahir sampai dengan pra sekolah merupakan masa keemasan sekaligus dengan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya, masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakan dasar-dasar pengembangan fisik, bahasa, sosial, emosional, moral dan nilai-nilai agama, kognitif dan seni. Menanamkan ataupun menumbuhkan kecintaan anak terhadap Al – Qur’an sejak masa Prasekolah sangatlah penting karena jika sejak kecil anak sudah dibekali dengan hal-hal yang positif maka jika ia tumbuh besar nanti akan terbiasa dengan hal-hal yang positif , yang ditanamkan sejak masa Prasekolah.

Pembentukan jiwa anak itu bisa dipengaruhi oleh banyak alasan. Bakat bukanlah menjadi suatu diantara banyak alasan yang menjalankan pengaruh atas jiwa anak tersebut. Dan pembentukan jiwa anak yang memberi harapan ia dapat hidup bahagia dan sukses dunia akhirat, adalah menjadi tujuan dari segala pendidikan.











                                                    DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Ardian . (1988). Ilmu Jiwa Anak.Bandung :CV.Armico.

Ahmadi dan Sholeh.(2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Badwilan, A.S. (2010). Bimbingan untuk Anak Bisa Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta : Sabil

Hawadi dan Akbar, R.( 2006). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Grasindo.

Patmonodewo,S.( 2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Sriyanti, L. ( 2014). Psikologi Anak Mengenal Autis Hingga Hiperaktif. Salatiga : STAIN Salatiga Press.