KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN
Di Susun Guna Memenuhi Tugas Tauhid
Dosen Pengampu:
Riza Muttaqin M.Pd.i
Oleh:
Candra
Dian Anggraini (230-10-15-0063)
Syifa
Fitri Choirulloh (230-10-15-0064)
Ir’addin (230-10-15-0067)
Ulil
Urwati (230-10-15-0068)
Annisa
Latifatus Sifa (230-10-15-0069)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI
SALATIGA
2015
BAB I
A.Latar Belakang
Al-quran merupakan salah satu
kelengkapan (kitab) yang telah memberikan pengaruh begitu luas dan mendalam
terhadap jiwa manusia. Oleh kaum muslimin, Al-Qur’an adalah wahyu dari
Allah.kitab ini digunakan dalam peribadatan baik sendiri maupun bersama pada
hari-hari penting atau hajat keluarga. Al-qur’an merupakan dasar keyakinan
keagamaan, keibadatan dan hukum; pembimbing tingkah lakumasyarakat dan
individu. Al-qur’an sebagai kitab yang di pedomani sebagai acuan oleh lebih
dari empat ratus juta umat manusia adalah teramat layak untuk memperoleh
perhatian istimewa. Kitab ini juga sangat perlu di kaji secara sungguh-sungguh,
karena ia bukanlah kitab yang mudah difahami. Al-qur’an bukan risalah teologi,bukan
pula kitab perundang-undangan atau kumpulan kutbah, tetapi rasanya Al-Qur’an
lebih merupakan ramuan (medle) ketiganya, dan ditambah dengan berbagai
“mutiara” yang bertebaran di dalam nya. “pewahyuannya”terentang selama kurang
lebih dari dua puluh tahun, di saat mana Nabi Muhammad SAW bangkit dari posisi
seorang pembaharu keagamaan yang tidak terkenal di kota asalnya, mekkah menjadi
penguasa aktual di kota madinah dan sebagian besar jazirah arab. Karena wahyu
turun sesuai dengan kebutuhan lingkungan yang senantiasa bergerak dan erubah
selaras dengan tujuan kaum muslimin selama masa-masa tersebut, maka wajar kalau
gaya kitab suci Al-Qur’an berubah-ubah pula. Susunanya tidak difahami secara
utuh, namun terdapat bagian-bagian yang sulit yang maknanya seperti dinyatakan
oleh orang islam sendiri hanya di ketahui oleh tuhannya.
Salah satu karakteristik perubahan,
seakin berkembangnya hubungan antara pemeluk agama-agama yang berbeda.
Konsekuensinya adalah tidak memungkingkan lagi bagi sarjana barat untuk memberi
gambaran tentang agama-agama asia sebagaimana dilakukan pada abad ke-19.
penganut agama-agama asia sekarang telah beranjak kedunia intelektual yang sama
dengan sarjana barat, dan mereka akan megkritik jika gagal memahami serta meng
apresiasi agama mereka sebagai satu agama.
B.Rumusan Masalah
1. Apa Defenisi
Al-Qur’an
2.
Apa saja Macam-macam Keistimewaan Al-qur’an.
3. Apa
saja Fakta-fakta ilmiyah yang Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an
BAB II
A.Pembahasan
1.Defenisi Al-Qur”an
Al-Qur’an adalah kalamullah yang di turunkan ke dalam kalbu
Rosulullah Saw dengan perantara wahyu melalui ruhul kudus, yaitu jibril, turun
secara bertahap dalam bentuk ayat demi ayat
surat demi surat sepanjang periode kenabian Rosulullah 23 th. Yang isi
Al-Qur’an tersebut ada pembukaan degan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan
surat An-Nas, yang pross perpindahan antar generasi umat manusia adalah dengan
cara mutawatir mutlak, berlaku sebagai bukti nyata dan bersifat mu’jiz
(mengalahkan pendapat lain) atas kebenaran risalah islam.
Dalam
defenisi Al-Qur’an yang sangat panjang ini memuat delapan unsur, pertama
sumbernya yaitu Allah Swt, kedua pembawanya yaitu jibril (ruhul qudus), ketiga
yang menerimanya yaitu Muhammad Saw, cara penyampaiannya yaitu di wahyukan,
kelima bentuk wahyu yang diturunkan berupa ayat-ayat dan surat, keenam periode
penurunan wahyu selama wahyu selama 23 th , ketujuh mengenai isi Al-Qur’an
yaitu mushaf (kitab) yang ada pada umat islam sekarang yang berisi surat
Al-Fatihah hingga surat An-Nas, kedelapan definisi ini memuat peranan Alqur’an
yaitu sebagai bukti nyata yang bersifat mu’jiz (mengalahkan pendapat yang lain)
yang proses penyampaian antar generasi manusia di lam ini dengan sanad (mata
rantai pesan) yang paling akurat atau di sebut dengan istilah mutawatir.
2.Macam-macam keistimewaan nya:
a).Terpelihara keaslianya
Al Quran adalah satu-satunya kitab di dunia
yang sempurna dan terpelihara keasliannya, karena sendirilah yang
memeliharnya, sebagaimana firmanNya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).
Al Quran adalah satu-satunya
kitab yang menantang manusia kafir untuk membuat yang semisalnya. Di dalam al
Quran ada empat kali dan tahapan penantangan kepada manusia.
1. Allah menantang untuk
membuat yang seperti al quran, sebagaimana tertera dalam surat Ath Thur 33-34
2. Allah merendahkan tantanganNya, yaitu hanya
beberapa surat saja, tertera dalam Surat Hud 13
3. Allah menantang yang ketiga kalinya,yang
lebih ringan dari sebelumnya.Dengan hanya membuat satu surat saja. Hal ini
tertera dalam Al Qur’an surat Yunus 38
أمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ
4. Dan tantangan yang inipun, mereka tak sanggup memenuhinya. Maka Allah
menantang dengan tantangan yang terakhir yang paling ringan.Yaitu,mendatangkan
semisal ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini tercantum dalam surat Al Baqoroh ayat 23.
وَإِنْ كُنْتُمْ فِي
رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ
وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (البقرة:
23)
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang al-Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), maka buatlah satu surat yang seumpamanya dan panggillah penolong-penolongmu selain Allah jika kamu orang-orang yang benar.” (al-Baqarah : 23).
Upaya-upaya untuk memalsukan Al
Quran ataupun membuat yang semisal dengan Al Quran telah dilakukan oleh
orang-orang kafir sejak zaman dahulu, namun usaha-usaha itu tak pernah
berhasil.
Di zaman Rasulullah ada seorang
Nabi palsu, Musailamah Al-Kadzab, yang ingin menyaingi Rasulullah dengan
mendakwakan dirinya sebagai Nabi. Musailamah Al-Kadzab bersahabat dengan ‘Amr
bin Ash, salah satu sahabat Nabi yang termasuk terakhir dalam memeluk Islam.
Ketika surat Al-‘Ash turun, ‘Amr bin Ash belum masuk Islam, tetapi ia sudah
mendengarnya.
Ketika Musailamah Al-Kadzab
berjumpa dengan ‘Amr bin Ash, Musailamah bertanya : “Surat apa yang turun
kepada sahabatmu di Mekah itu?” ’Amr bin Ash menjawab, “Turun surat dengan tiga
ayat yang begitu singkat, tetapi dengan makna yang begitu luas.” “Coba bacakan
kepadaku surat itu!” Kemudian surat Al-’Ashr ini dibacakan oleh ‘Amr bin Ash.
Musailamah merenung sejenak, ia
berkata, “Persis kepadaku juga turun surat seperti itu.” ‘Amr bin Ash bertanya,
“Apa isi surat itu?” Musailamah menjawab: “Ya wabr, ya wabr. Innaka udzunani wa
shadr. Wa sãiruka hafrun naqr. (Hai kelinci, hai kelinci. Kau punya dada yang
menonjol dan dua telinga. Dan di sekitarmu ada lubang bekas galian.)” Mendengar
itu ‘Amr bin Ash, yang masih kafir, tertawa terbahak-bahak, “Demi , engkau tahu
bahwa aku sebetulnya tahu bahwa yang kamu omongkan itu adalah dusta.”
Di saat yang lain Musailamah Al
Kadzab mencoba meniru surat Al Fiil dengan surat yang dikarangnya “Alfiil, maal
fiil, wa maa adrakamaal fiil, lahu dzanabun wabiilun, wa khurthuumun thawiil”
yang artinya: “Gajah. Tahukah anda gajah? Apakah gajah itu?Dan tahukah anda
apakah gajah itu? Ia berekor pendek & berbelalai panjang”. Lucu sekali
bukan?
Di era modern ini upaya pemalsuan
Al Quran juga dilakukan dengan lebih gencar, salah satunya yaitu penerbita Al
Quran Palsu pada tahun 2009 yang dilakukan oleh Penerbit asal
Amerika, Omega 2001 dan One Press dengan judul hard cover “Furqanul
Haq” dalam huruf Arab dan “True Furqan” dalam huruf Latin. Dan usaha ini pun
gagal total.
[1] b).Dihafalkan Banyak Manusia
Al Quran satu-satunya kitab suci
yang dihafalkan banyak manusia. Al Quran yang jumlah halamannya mencapai 600
halaman mampu dihafal dengan tepat dan akurat, sampai huruf per huruf bahkan panjang pendeknya. Al Quran bisa
dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun, sesuatu yang
tidak mungkin terjadi pada kitab-kitab lainnya.
Al Quran mampu dihafalkan oleh
anak-anak yang masih sangat belia, Ibnu Sina Hafal Al-Quran umur 5 tahun, Ibnu
Khaldun Hafal Al-Quran usia 7 tahun, Imam Syafi’I Hafal Al-Quran ketika usia 7
tahun, Imam Ath-Thabari hafal Al-Quran pada usia 7 tahun, As-Suyuthi
hafal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun, Ibnu Hajar al-Atsqalani hafal al-Qur’an
usia 9 tahun, Ibnu Qudamah Hafal Al-Quran usia 10 tahun.
Di parlemen Mesir sekarang ada
140 anggotanya hafal al-Qur’an 30 juz dan ada 180 orang yang hafal lebih 15 juz
Al Qur’an. Di jalur Gaza Palestina yang sedang mengalami penjajahan, hampir
setiap tahun mewisuda ribuan pengafal Al Quran. Di Indonesia kita bisa melihat
keluarga Ustadz Mutaminul Ula mantan anggota DPR periode 2004-2009 yang 10
orang putra-putrinya menjadi penghafal Al Quran, sebagaimana dikisahkan dalam
buku “Sepuluh Bersaudara Bintang Al Quran”
Sungguh benar firman Allah “Dan
sungguh telah kami mudahkan al-Qur’an untuk diingat, apakah ada yang mau
mengingatnya?” (al-Qamar: 18). Dan juga firmannya:
وَلَقَدْ
يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk
pelajaran”. [al-Qamar: 32]
c). Sesuai Dengan Sains Modern
Al Quran terbukti sesuai dengan
sains modern. Banyak fakta-fakta ilmiah yang baru terbongkar pada era modern
ini dan kesemuanya ternyata telah disebutkan dalam Al Quran lebih dari 14 abad
silam. Sebagai contohnya bisa kita baca dari tulisan yang berjudul “Tinjauan
tentang embriologi manusia dalam Al Quran dan Hadis” karya Prof. Keith L.
Moore, seorang professor anatomi dari universitas Toronto, Kanada, 1982.
Tulisan tersebut menguraikan bagaimana Al Quran mampu menggambarkan detail
proses pembentukan embrio dengan sangat tepat, disaat tekhnologi di masa itu
sama sekali belum menjangkaunya.
Contoh bukti kesesuaian Al Quran
dengan sains modern lainnya yaitu tentang peristiwa digantinya kulit manusia di
neraka. Kulit adalah pusat kepekaan rasa panas. Maka, jika kulit telah terbakar
api seluruhnya, maka akan lenyaplah kepekaannya. Karena itulah maka Allah akan
menghukum orang-orang yang tidak percaya akan Hari Pembalasan dengan
mengembalikan kulit mereka waktu demi waktu, sebagaimana firmanNya: Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka
ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS An-Nisaa’ (4) :56). Dan
ayat inilah yang telah mendorong Dr. Tagata Tejasen Ketua
Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai, Thailand untuk bersyahadat.
Contoh lain lagi yaitu proses pembentukan hujan, sebagaimana
Allah firmankan “Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan
keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira” (Al
Qur’an, 30:48). Jumlah air hujan yang turun ternyata juga sangat terukur, hal
ini sebagaimana firmannya “Dan Yang menurunkan air dari langit menurut
kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang
mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (Al Qur’an,
43:11).
Dan
contoh lainya yaitu dari tumbuhan-tumbuhan yang berkembang atau tumbuh pasti
memerlukan adanya cahaya,air,karbondioksida,oksigen,hidrogen,nitrogen,fosfor
belerang,magnesium dan besi. Uniknya meskipus sebagian besartumbuhan di dunia
ini menyantap semua unsur-unsur ini namun di sana ada buah apel yang rasanya
manis, buah labu yang rasanya pahit,
pohon kelapa yang indah dan pohon kaktus yang berduri.
Padahal
mereka memakan unsur-unsur yang sama dan air yang sama pula. Jika di pikir
lagi, bagaimana mungkin biji yang kecil bisa mengeluarkan beribu-ribu
jenis,bentuk,aroma dan cita rasa yang berlainan, ini jelas memuat tanda-tanda
kebesaran Allah bagi orang yang berakal dan menggunakan akalnya.
Allah
berfirman dalam surat (Qs.Ar-rad(13):4)
Banyak sekali bukti-bukti lainnya
yang menunjukan kesesuaian Al Quran dengan sains modern, bisa dilihat pada
tulisan DR. Maurice Bucaile tentang “the bible, the quran and sience” atau
kumpulan karya-karya Harun Yahya yang sangat fenomenal.
d). Gaya Bahasa Sastra Tinggi
Al Quran diturunkan di tanah Arab
yang pada saat itu sangat menghargai sastra. Al Quran turun dengan gaya bahasa
yang tinggi yang tidak mampu ditandingi siapapun. Dan hal ini pun di akui
oleh musuh-musuh Islam saat itu, seperti ucapan Al Walid bin Mughirah salah
seorang tokoh pembesar Quraisy: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir
serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang
memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi
(agung) dan tidak yang melebihinya”. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].
Atau dalam redaksi lain
sebagaimana ditulis Syaikh Syafiurrahman Al Mubarakfuri dalam kitab Sirohnya “Demi
Allah! Sesungguhnya ucapan yang dikatakannya itu amatlah manis dan indah.
Akarnya ibarat tandan anggur dan cabangnya ibarat pohon yang rindang. Tidaklah
kalian menuduhnya dengan salah satu dari hal tersebut melainkan akan diketahui
kebatilannya.
e).Menjadi Obat Baik Penyakit Fisik Maupun non fisik
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ
وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an
suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
(Al-Israa’:82)
Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul
Ma’ad mengatakan: “Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh
penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan
tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai
obat. Jika seorang yang sakit konsis-ten berobat dengannya dan meletakkan pada
sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang
sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurna-kan syaratnya, niscaya penyakit
apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya. Bagaimana mungkin
penyakit tersebut mampu menghadapi firman Dzat yang memiliki langit dan bumi.
Jika diturunkan kepada gunung, maka ia akan menghancurkannya. Atau diturunkan
kepada bumi, maka ia akan membelahnya. Maka tidak satu pun jenis penyakit,
baik penyakit hati maupun jasmani, melainkan dalam Al-Qur`an ada cara
yang mem-bimbing kepada obat dan sebab (kesem-buhan) nya.” (Zadul Ma’ad, 4/287)
Al-Imam Bukhari dalam Shahih-nya
meriwayatkan, dari hadits Abu Sa’id Al-Khudri, beliau berkata: “Sekelompok
shahabat Nabi berangkat dalam suatu perjalanan yang mereka tempuh. Singgahlah
mereka di sebuah kampung Arab. Mereka pun meminta agar dijamu sebagai tamu,
namun penduduk kampung tersebut enggan menjamu mereka. Selang beberapa waktu
kemudian, pemimpin kampung tersebut terkena sengatan (kalajengking).
Penduduk kampung tersebut pun
berusaha mencari segala upaya penyembuhan, namun sedikitpun tak membuahkan
hasil. Sebagian mereka ada yang berkata: ‘Kalau sekiranya kalian mendatangi
sekelompok orang itu (yaitu para shahabat), mungkin sebagian mereka ada yang
memiliki sesuatu.’
Mereka pun mendatanginya, lalu
berkata: “Wahai rombongan, sesungguhnya pemimpin kami tersengat (kalajengking).
Kami telah mengupayakan segala hal, namun tidak membuahkan hasil. Apakah salah
seorang di antara kalian memiliki sesuatu?.
Sebagian shahabat menjawab: ‘Iya.
Demi Allah, aku bisa meruqyah. Namun demi Allah, kami telah meminta jamuan
kepada kalian namun kalian tidak menjamu kami. Maka aku tidak akan meruqyah
untuk kalian hingga kalian memberikan upah kepada kami.’Mereka pun setuju untuk
memberi upah berupa 3 ekor kambing. Maka dia (salah seorang shahabat) pun
meludahinya dan membacakan atas pemimpin kaum itu Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
(Al-Fatihah). Pemimpin kampung tersebut pun merasa terlepas dari ikatan, lalu
dia berjalan tanpa ada gangguan lagi.
Mereka lalu memberikan upah
sebagaimana telah disepakati. Sebagian shahabat berkata: ‘Bagilah.’ Sedangkan
yang meruqyah berkata: ‘Jangan kalian lakukan, hingga kita menghadap Rasulullah
lalu kita menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi. Kemudian menunggu apa
yang beliau perintahkan kepada kita. Merekapun menghadap Rasulullah kemudian
melaporkan hal tersebut. Maka beliau bersabda: ‘Tahu dari mana kalian bahwa itu
(Al-Fatihah, pen.) memang ruqyah?’ Lalu beliau berkata: ‘Kalian telah benar.
Bagilah (upahnya) dan berilah untukku bagian bersama kalian’, sambil beliau
tertawa.”
f). Menceritakan Masa Lalu
dan Akan Datang Dengan Sangat Tepat
Al Quran telah menceritakan
kejadian masa lalu dan meramalkan kejadian masa datang dengan sangat tepat.
Salah satunya yaitu ramalan Al Quran tentang kemenangan bangsa Romawi setelah
sebelumnya mengalami kekalahan “Alif, Lam, Mim. Telah dikalahkan bangsa Romawi,
di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam
beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka
menang). (Ar Rum 1-4)
Sekitar tujuh tahun setelah
diturunkannya ayat pertama Surat Ar-Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu
antara Kekaisaran Romawi dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan
Romawi secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian,
bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Romawi, yang mewajibkan mereka
untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Romawi. (Warren
Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University
Press, 1997, s. 287-299.). Akhirnya, kemenangan
bangsa Romawi yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur’an,
secara ajaib menjadi kenyataan.
Keajaiban lain yang diungkapkan
dalam ayat ini adalah pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat
ditemukan oleh seorangpun pada masa itu. Dalam ayat ketiga Surat Ar-Ruum,
diberitakan bahwa Romawi telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini.
Ungkapan “Adnal
Ardhi” dalam bahasa Arab, diartikan sebagai “tempat yang dekat”
dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat
tersebut, tetapi lebih berupa penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam
bahasa Arab diambil dari kata “Dani”, yang berarti “rendah”
dan “Ardhi” yang
berarti “bumi”. Karena itu, ungkapan “Adnal Ardli” berarti ‘tempat
paling rendah di bumi’.
Yang paling menarik, tahap-tahap
penting dalam peperangan antara Kekaisaran Romawi dan Persia, ketika Romawi
dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar terjadi di titik paling rendah
di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati, yang terletak
di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina, dan Jordania.
Laut Mati, terletak 395 meter di bawah permukaan laut, adalah daerah paling
rendah di bumi. Ini berarti bahwa Romawi dikalahkan di bagian paling rendah di
bumi, persis seperti dikemukakan dalam ayat ini.
Ramalan lainnya yaitu kemenangan
Umat Islam terhadap kafir Quraisy sebagaimana disebutkan dalam Al Quran
“Golongan itu (yakni kafirin Quraisy) pasti akan dikalahkan dan mereka akan
mundur ke belakang”. (al-Qamar: 45). Saat itu sepertinya kondisinya sangat
tidak mungkin karena umat Islam berada dalam keadaan yang serba kesusahan, baru
saja di boikot, khodijah wafat, Abu Tholib wafat dan umat Islam dalam kondisi
yang lemah. Tapi Allah benar-benar menunjukan janjinya, dimana kemudian
orang-orang musyrik kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan
peperangan. Al-Qur’an (juga) banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang
ghaib, kemudian terjadi setelah itu.
g). Membacanya Bernilai
Ibadah
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ
وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ
حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
Barangsiapa yang membaca satu huruf dari
al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan
menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf. [HR. Bukhari]
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian
adalah orang yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Bukhari]
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ
وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ
أَجْرَانِ
“Orang yang mahir
dengan al-Qur’an bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca
al-Qur’an dengan tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka
baginya dua pahala” [HR. Bukhari-Muslim].
3.Fakta-fakta Ilmiyah di Dalam
Al-Qur’an
Al-Qur’an telah menegaskan secara jelas bahwa
alam semesta atau kosmos yang terdiri atas benda-benda langit, seperti
binatang,planet termasuk bumi di dalamnya, satelit dan asteroid, pada mulanya
menyatu berbentuk asap atau kabut. Kemudian Allah Ta’ala memisahkan sejak
miliaran tahun silam menjadi benda-benda, sebagaimana yang terdapat di alam
raya ini. Hal ini di terangkan di dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi kedunya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan
antara keduanya, dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air,
maka mengapa mereka tidak beriman? (QS:Al-Anbiya’:30)
Ayat
tersebut menerangkan pemisah antara langit dan bumi, sedangkan dalam surat
fushilat Ayat 11 menerangkan asal usul dan keadaan nya semula. [2]
Kemudian dia menuju ke langit dan
(langit) itu masih berupa asap, lalu berfirman kepadanya dan kepada bumi,
“Datanglah kamu berdua menurut peritah-ku dengan patuh atau paksa.” Keduanya
menjaab, ”Kami datang dengan patuh.” (QS Fushshilat: 11).
Persoalan
tentang kejadian alam semesta ini menjadi topik pembahasan yang seru dan
menarik bagi ilmuan pada abad modern ini. Walaupun terjadi perbedaan diantara
mereka mengenai proses kejadiannya, tetapi mereka sepakat bahwa pada mulanya
alam sementara ini adalah padu, belum terjadi pemisahan menjadi benda-benda
langit seperti yang dapat kita sak sikan saat ini.
Pada
tahun 1929 seorang astronom Amerika, Edwin Hubble, mengemukakan pertanyaan dengan menyodorkan petunjuk kuat mengenai
asal usul alam semesta. Menurut pengamatan galaksi-galaksi (gugusan
bintang-bintang)itu bergerak menjauhi kita dengan cara-car tertentu.
Dari
hasil pengamatan Hubble ini, berkembanglah sudah pendapat yang menyatakan yang
menyatakan adanya “ledakan dasyat” atau yang di sebut dengan “Big Bang”.
Pendapat ini di kemukakan oleh seorang astronom Belgia, Georges lemaitre, yang
menyatakan bahwa kejadian alam semesta ini di mulai dari suatu ledakan hebat
yang terjadi milyaran tahun lalu, dengan melempar benda-benda kesegala arah.
Lambat laun benda tersebut membentuk galaksi yang terdiri atas milyaran bintag,
planet dan benda-benda langit lainya.
Penemuan
para ilmuan dengan berbagai sarana dan prasarana yang sangat canggih ini
melalui berbagai tahapan pengamatan dan penyelidikan yang cukup tentang asal
usul kejadian alam semesta ternyata sangat sesuai dengan apa yang telah di
paparkan dalam Al-Qur’an sejak empat belas abad
silam.
Yang
tidak kalah menakjubkan dengan firman Allah yang terdapat dalam surat
Al-Anbiya’ Ayat 30 adalah ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa nantinya yang
mengungkapkan kebenaran-kebenaran ayat-ayat Allah tentang kejadian alam semesta
sesuai dengan fakta-fakta ilmiyah mayoritas-mayoritas mereka.
BAB III
Penutup
A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas bisa di simpulkan bahwa:
Al-Qur’an merupakan kitap yang syamil yang mencakup seluruh ajaran tuhan
yang ada pada kitab-kitab yang di turunkan sebelumnya (taurat,zabur,injil)
sebagai firman Allah dalam firman Al-Maidah : 4
Al-Qur’an bukan kitab sains, namun di dalamnya Al-Qur’an terdapat segala
dasar ilmu pengetahuan untuk membenarkan kenabian Muhammad 14 abad yang lalu,
jauh sebelum ilmu pengetahuan modern yang berkembang samapai sekarang ini.
Al-Qur’an berisi ajaran Allah Swt untuk memberi petunjuk dan seluruh
umat manusia di segala zaman. Oleh karena itu Al-Qur’an akan selalu di pelihara
dari kejadianya perubahan dan akan selalu terjaga keaslianya. (Al:Hijr : 9).
Bahasa Al-Qur’an tidak ada yang menandingi. bahasanya mudah dan indah,
sehingga banyak orang yang menghafalnya, karena Al-Qur’an dari dahulu hingga
sekarang adalah bahasa arab.
Daftar Pustaka
https://www.facebook.com/notes/mengungkap-kebenaran-mukjizat-al-quran-dan-hadis/keistimewaan-al-quran/10151416857398169.
Drs.H.M.Djamaludin Dimyati 2008,Menyingkap
kebenaran Al-Qur’an,PT.tiga serangkai.
Wisnu Arya Wardhana 2004,Alqur’an
dan Energi nuklir,CV.Pustaka Pelajar.
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu,
Keistimewaan-keistimewaan Al Quran, www.almanhaj.or.id
Syaikh Shafiyyurrahman
al-Mubarakfury, Perjalanan Rasulullah yang Agung, Muhammad
dari Kelahiran hingga Detik-Detik Terakhir, Serial Buku
Darul Haq, Jumadil Ula 1427H.
Fahruddin Ainun Nasiq,Kita
bertanya islam menjawab,CV Terbit terang
[1] Fahruddin ainun nasiq,Kita bertanya islam menjawab......Hlm257
[2] Drs.H.M.Djamaludin Dimyati,Menyingkap kebenaran Al-Qur’an.........Hlm23
No comments:
Post a Comment