HAMZAH DI TENGAH KALIMAT
A.
Ta’rif
Hamzah
adalah huruf hijaiyah yang tidak mempunyai bentuk sendiri dalam tulisan Arab
seperti halnya huruf-huruf hijaiyah lainnya: (ب),
sin (س), lam (ل), dan lainnya. Karena itu huruf hijaiyah hanya berjumlah 28
sebab tidak memasukkan hamzah di dalamnya. Ra’sul ‘ain atau kepala ‘ain
yang biasanya dilambangkan dengan bentuk ‘ء’
bukan bentuk asli hamzah. Tanda ini
hanya dipergunakan untuk menandai hamzah qath’ dan membedakannya dengan
hamzah washal.
Hamzah
adalah huruf hijaiyah yang menerima vokal (harakat). Berbeda dengan alif. Alif
tidak menerima harakat dan selamanya menyandang sukun. Hamzah terletak di awal,
di tengah atau di akhir kalimat. Sedangkan alif hanya berada di tengah dan di
akhir kalimat. Alif hanya mempunyai satu bentuk, yaitu bentuknya sendiri ( ا ).
Sedangkan hamzah karena dia tidak mempunyai bentuk sendiri maka terkadang
ditulis dalam bentuk alif, wawu, atau ya’.
Huruf hamzah itu ada kalanya
berada di awal kata, di tengah kata dan adakalanya di akhir kata. Perbedaan
posisi/tempat hamzah berada menyebabkan kaidah/cara penulisan huruf hamzah
berbeda-beda pula. Huruf hamzah apabila ditulis di tengah kalimat (kata) ada
yang ditulis dengan alif, wawu, ya’, ditulis sendiri dan di atas nabhah atau
wadah. Untuk lebih jelasnya mari kita pelajari kaidah penulisan hamzah di
tengah kalimat berikut ini.[1]
(Imla’, Teori dan Terapan: 2009, hal. 59)
B.
Kaidah Penulisan Hamzah Di Tengah Kalimat
Huruf hamzah yang terletak di tengah kalimat
memiliki lima keadaan, yaitu:
1. Keadaan Pertama
Ditulis di atas alif pada tiga tempat, yaitu:
a)
Bila hamzah
disukunkan setelah huruf yang berharakat fathah. Contoh:
رأي, يأمر, مأرب, رأس
b)
Bila hamzah
berharakat fathah setelah huruf yang berharakat fathah. Contoh: سأل, نأى, تأخّر
c)
Bila hamzah berharakat fathah
setelah huruf shahih yang berharakat sukun. Contoh:مرأة, مسألة,
2. Keadaan Kedua
Ditulis dalam di atas wawu pada lima tempat,
yaitu:
a)
Bila hamzah
berharakat sukun setelah huruf berharakat dhammah .Contoh:
لؤم, يؤمن
b)
Bila hamzah berharakat fathah setelah huruf
berharakat dhommah. Contoh: سؤال, مؤلف
c)
Bila hamzah
berharakat dhommah setelah huruf yang disukun. Contoh:
أرؤس, هاؤم
d)
Bila hamzah
berharakat dhommahsetelah huruf berharakat fathah dan tidak ada huruf layyin
atau mad setelahnya. Contoh: يأمّ, لؤم
e)
Bila hamzah
berharakat dhommah setelah huruf yang berharakat dhommah. Contoh: نؤم, شؤن
3. Keadaan Ketiga
Hamzah ditulis di atas ya’ pada tujuh tempat
berikut:
a)
Bila hamzah berharakat
dhommah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh: مئون, فئون
b)
Bila hamzah
berharakat fathah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
فئة, رئة
c)
Bila hamzah
berharakat sukun setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
بئر, بئس
d)
Bila hamzah
berharakat kasrah setelah huruf berharakat kasrah. Contoh:
فئين, مئين
e)
Bila hamzah
berharakat kasrah setelah huruf berharakat dhommah. Contoh: سئل, دئل
f)
Bila hamzah
berharakat kasrah setelah huruf berharakat fathah. Contoh: يئنّ, ضئيل
g)
Bila hamzah
berharakat kasrah setelah huruf yang berharakat sukun mutlak, shohih atau
mu’tal. Contoh: أسئلة, مسائل
4. Keadaan Keempat
Hamzah ditulis secara terpisah atau ditulis
sendiri (mufrod) pada dua tempat, yaitu:
a)
Apabila hamzah
berharakat fathah dan sebulumnya adalh huruf mad atau layyin sukun. Contoh: تفاءل, قراءان
b)
Apabila setelah
hamzah adalah huruf mad. Contoh: رءوس, رءوف
5. Keadaan Kelima
Hamzah ditulis di atas nabhah (wadah), yaitu
apabila didahului oleh ya’ sukun, contoh: يَيْئَسُ، جَيْئَلُ[3]
C.
Pembahasan Contoh
1.
Contoh Dari Keadaan Pertama
Ø رأي,
يأمر, مأرب, رأس
Hamzah ditulis
di atas alif, karena didahului huruf berharakat fathah dan hamzahnya disukun.
Ø سأل, نأى, تأخّر
Hamzah ditulis
di atas alif, karena hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat fathah.
Ø مرأة,
مسألة,
Hamzah ditulis di atas alif karena hamzah berharakat fathah setelah huruf
shahih yang disukun.
2.
Contoh Dari Keadaan Kedua
Ø لؤم,
يؤمن
Hamzah ditulis di atas wawu karena
hamzah berharakat sukun setelah huruf berharakat dhommah.
Ø سؤال, مؤلف
Hamzah ditulis di atas
wawu karena hamzah berharakat fathah setelah huruf berharakat dhommah.
Ø أرؤس, هاؤم
Hamzah ditulis
di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah didahului huruf berharakat
sukun.
Ø يَرْزَؤُهُ,
يَمْلَؤُهُ
Hamzah ditulis
di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah dan didahului huruf berharakat
fathah.
Ø نؤم, شؤن
Hamzah ditulis di atas wawu, karena hamzah berharakat dhommah didahului huruf berharakat dhommah.
3.
Contoh Dari Keadaan Ketiga
Ø سَئِمَ, بَئِيْسٌ
Hamzah ditulis di atas ya’, karena hamzah
berharakat kasrah sesudah huruf shahih yang berharakat.
Ø صَائِمٌ، أَسْئِلَةٌ
Hamzah ditulis di atas ya’, karena hamzah
berharakat kasrah dan huruf sebelumnya disukunkan.
Ø بُرِّئْتُ, بُرِئْتُ
Hamzah ditulis di ats ya’, karena hamzah
disukunkan dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
Ø سَيِّئَةٌ, رِئَةٌ
Hamzah ditulis di atas ya, karena hamzah
berharakat fathah dan huruf sebelumnya berharakat kasrah.
4.
Contoh Dari Keadaan Keempat
Ø تساءل
Hamzah ditulis
mufrod, karena berada di setelah huruf alif dan dan hamzah berharakat fathah.
Ø ضوءان
Hamzah ditulis
mufrod, karena hamzah berharakat fathah setelah huruf wawu
Ø جزءان
Hamzah ditulis
mufrod, karena berharakat fathah dan didahului huruf shahih yang mati.
Ø مسئول
Hamzah ditulis mufrod, karena mengikuti wazan
maf’ul.
5.
Contoh Dari Keadaan Kelima
Ø يَيْئَسُ،
جَيْئَلُ
Hamzah ditulis
di atas wadah (nabhah), karena hamzah berharakat fathah dan didahului ya’
sukun.
Daftar
Pustaka
Zarkasyi,
Imam, tth.Qowa’idul
al-Imla’.Gontor-Ponorogo. Trimurti Press.
STAIN
Salatiga, tth. Durusul Imla’.
Salatiga. (Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga, 2012).
Ma’rifatul
Munjiah, Imla, Teori dan Terapan. (UIN Malang: Press, 2009).
Soal dan
Jawaban
1.
Ada berapa macam tatacara penulisan hamzah di tengah kata (kalimah)? Sebutkan!
Jawab: Ada 5 cara. Yaitu:
1. Di atas alif
2. Di atas wawu
3. Di atas ya’
4. Berdiri sendiri
(mufrod)
5. Di tulis di
atas wadah.
2.
Ada berapa tempat
penulisan hamzah yang berdiri sendiri? Sebutkan!
Jawab: Hamzah ditulis
secara terpisah atau ditulis sendiri (mufrod) pada dua tempat, yaitu:
a.
Apabila hamzah
berharakat fathah dan sebulumnya adalh huruf mad atau layyin sukun. Contoh: تفاءل, قراءان
b.
Apabila setelah
hamzah adalah huruf mad. Contoh: رءوس, رءوف
No comments:
Post a Comment