WAQAF
Disusun Guna Memenuhi Tugas Qowa’idul
Imla’
Dosen Pengampu : Imam Anas Hadi, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Suci Hikmah Wati :
23010-15-0195
Nur Afifatul Hasanah :
23010-15-0269
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
PRODI S-1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah
SWT, yang telahmemberikan rahmat dan hidayat nya kepada penulis, sehingga
dengan rahmat dan hidayah nya itu penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
Bimbingan Qira’ah yang berjudul,''Waqaf'' Selanjutnya salawat beriring salam,
penulis kirimkan buat nabi Muhammad SAW, sebagai pimpinan umat manusia, yang
telah meninggalkan dua pedoman hidup bagi manusia yaitu Alquran dan Sunah.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan karena
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, namun berkat petunjuk
Allah SWT, motivasi, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak, baik secara
langsung maupun secara tidak lansung, dengan izin Allah SWT, tugas makalah ini
dapat di selesaikan.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca demi kesempurnaan makalah ini
untuk masa yang akan datang, semoga makalah ini ada manfaat nya.
Salatiga, 17 Mei 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................1
DAFTAR
ISI..........................................................................................................2
BAB
I PENDAHULUAN.....................................................................................3
A. Latar
Belakang................................................................................................3
B. Rumusan
Masalah............................................................................................3
C. Tujuan
Masalah................................................................................................3
BAB
II PEMBAHASAN WAQAF.......................................................................4
A. Pengertian
Waqaf............................................................................................4
B. Pembagian
Waqaf............................................................................................4
C.
Tanda-tanda Waqaf.........................................................................................5
D. Cara Berwaqaf.................................................................................................6
BAB
III PENUTUP.............................................................................................7
A. Kesimpulan......................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia fitrahnya untuk beribadah kepada Tuhan, Salah satu
beribadah kepada Tuhan adalah dengan membaca ayat suci Al qur’an, dengan
menbaca al quran dengan tajwid dan makhraj yang benar akan bernilai pahala di
sisi Tuhan. Di sini penulis akan mencoba memberikan uraian dari salah satu
cara membaca Al qur’an yaitu waqaf.
Waqof dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari
sudut istilah tajwid ialah menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara
di akhir perkataan untuk bernapas dengan niat ingin menyambungkan kembali
bacaan.
Mengetahui waqof merupakan
hal yang penting, waqof telah menjadi agenda pembicaraan para ulama dari dahulu
hingga saat ini, sebab akan berimplikasi terhadap penafsiran al Qur’an. Dengan
memperhatikan waqof di dalam membaca al Qur’an akan kelihatan ketepatan makna
ayat-ayat al Qur’an. Oleh karenanya, tanda waqof adalah laksana ‘kompas’
penentu arah kemana harus dituju.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan jenis waqaf ?
2.
Apa saja tanda-tanda dari waqaf ?
3.
Apa saja cara-cara berwaqaf ?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui arti dan jenis – jenis waqaf.
2.
Mengetahui tanda – tanda waqaf.
3.
Mengetahui cara – cara berwaqaf.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Jenis Waqof
1.
Pengertian Waqof
Waqof
secara bahasa berarti mencegah (الكف). Sedang menurut isltilah hukum tajwid, waqof adalah memutus suara
ketika berada di akhir kalimat sekiranya berhenti untuk bernafas. Jika
berhentinya tanpa disertai nafas, maka dinamakan ‘saktah’.[1]
2.
Jenis Waqof
Terdapat empat jenis
waqaf yaitu:
a. ﺗﺂﻡّ (taamm) waqaf sempurna, yaitu mewaqafkan atau
memberhentikan pada suatu bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan
di tengah-tengah ayat atau bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari
bacaan karena tidak memiliki kaitan dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya
maupun yang sesudahnya.
b.
ﻛﺎﻒ (kaaf) waqaf memadai
yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan secara sempurna, tidak
memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat tersebut masih
berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya.
c.
ﺣﺴﻦ (hasan) waqaf baik
yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi makna atau arti, namun
bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya.
d.
ﻗﺒﻴﺢ (qabiih) waqaf buruk
yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara tidak sempurna atau
memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus dihindari karena
bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan bacaan yang
lain.[2]
B.
Tanda – Tanda Waqof
Tanda – tanda waqof sebagai berikut[3] :
NO
|
TANDA
|
MAKNA
|
MAKSUD
|
HUKUM
|
1
|
م
|
Lazim
|
Lazim
|
Lebih
utama waqof
|
2
|
ط
|
Mutlak
|
Tanpa
ada qoyyid
|
Lebih
utama waqof
|
3
|
ط
|
Jaiz
|
Boleh
|
Lebih
baik waqof
|
4
|
قف
|
Mustahab
|
Waqoflah
|
Lebih
utama waqof
|
5
|
قلى
|
Waqf
awlaa
|
Waqof
lebih utama
|
Lebih
utama waqof
|
6
|
ز
|
Mujawwas
|
Dibolehkan
|
Lebih
utama washol
|
7
|
ص
|
Murakhkhas
|
Dimurahkan
|
Lebih
utama washol
|
8
|
صلى
|
Al-wasl
Awlaa
|
Washol
lebih utama
|
Lebih
utama washol
|
9
|
ق
|
Qeela
alayhil waqf
|
Pendapat
diwaqofkan
|
Lebih
baik washol
|
10
|
لا
|
Laa
waqf
|
Jangan
waqof
|
Lebih
utama washol
|
11
|
...
...
|
Mu’anaqah
|
Rangkulan
|
Boleh
waqof pada salah satunya dan tidak boleh waqof pada keduanya
|
12
|
ﺼﻞ
|
Qad
yoosalu
|
Lebih
utama waqof
|
|
13
|
ﻗﻴﻒ
|
Qif
|
Waqoflah
|
Lebih
utama waqof
|
14
|
ﺳﮑﺘﻪ
|
Saktah
|
Waqoflah
|
Berhenti
seketika tanpa mengambil napas
|
C.
Cara Berwaqaf
1.
Apabila huruf terakhir berharakat sukun, maka cara melafazhkannya tetap
tanpa ada perubahan.
2.
Jika huruf terakhir merupakan huruf hidup, atau tidak berharakat sukun,
maka membacanya dengan menyukunkan huruf tersebut.
3. Apabila katanya berakhiran ta marbutan ( ة ), maka ketika disukunkan
berubah lafazhnya menjadi Hha (ﻫ).
4. Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya berharkat
sukun maka huruf terakhirnya ( huruf hidup tersebut ) disukunkan dengan
melafazhkan sebagian hurufnya saja.
5. Jika katanya berakhiran dengan huruf hidup dan huruf sebelumnya adalah
huruf mad atau liin maka huruf terakhirnnya disukunkan dengan memanjangkan
lafazh huruf maad nya
6. Apabila huruf terakhir berharkat tanwin fathah, maka tanwin berubah menjadi
fathah dan dibaca dua harkat.
7. Jika huruf terakhir bertasydid, maka huruf tersebut disukunkan dengan tidak
menghilangkan lafazh tastdidnya ( ّ ).
8. Apabila huruf terakhir berupa alif ta’nis maqshuran atau fi’il madlhi bina’
naqish yang diakhiri huruf ya’ maka di baca fathah ( َ ) dengan panjang dua harkat.[4]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa Waqaf adalah salah satu hukum yang
penting dipelajari dalam ilmu tajwid, dengan mempelajari waqaf kita dapat
mengetahui kapan dan dimana kita harus berhenti sejenak dalam membaca ayat-ayat
Al qur’an, pemahaman yang minim dapat menyebabkan seseorang jatuh pada
kesalahan ketika membaca Al qur’an.
Tidak ditemukan dalam al Qur’an waqof yang hukumnya wajib, dengan
maksud akan berdosa jika tidak mengamalkannya. Tidak ditemukan pula waqof yang
hukumnya haram, dengan maksud akan berdosa jika ada pembaca yang melakukannya.
Kecuali dengan sebab-sebab tertentu yang bisa menarik menjadi haram. Namun,
walau tidak ada maksud atau kesengajaan dalam waqof sebaiknya jangan dilakukan,
karena dapat menimbulkan kesalahpahaman.
B.
Saran
Demikianlah makalah ini kami persembahkan. Harapan kami dengan
adanya tulisan ini bisa menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam
memiliki khazanah keilmuan yang sangat dalam untuk mengembangkan potensi yang
ada di alam ini dan merupakan langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan
kita, agar kita menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta
dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para pembaca. Kritik dan
saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari dosen yang telah
membimbing kami. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, kami
mohon maaf.
DAFTAR PUSTAKA
Fathoni,Ahmad. Petunjuk
Praktis Tahsin Tartil al Qur’an Metode Maisura. Institut PTIQ: Jakarta.
Hamid,Sholahuddin. Study
Ulumul Qur’an. Intimedia Cipta Nusantara: Jakarta.
Ahmad Muthohir
bin Abdur Rohman al Muroqy. Tuhfatul Athfal. Thoha Putra: Semarang.
Tanya :
1.
Dewi - 0384
Berikan contoh waqaf saktah !
Jawab :
1.
Waqaf Saktah
Surah Yasiin ayat 52
مَا هَٰذَا سكتة مَّرۡقَدِنَا مِن بَعَثَنَا مَنۢ
[2] Ahmad
Fathoni, Petunjuk Praktis Tahsin Tartil al Qur’an, Metode Maisura,
Institut PTIQ, Jakarta, hal 32
No comments:
Post a Comment