BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membuang
nun menjadi tanda i’rab nashab itu berada pada fi’il yang tatkala di baca rafa’ dengan tetapnya nun, yaitu pada af’al
khomsah. Af’al khomsah itu dirafa’kan dengan nun dinashabkan dan dijazemkan
dengan membuang (menghilangkan nun) huruf nun-nya.
B.
Rumusan
Masalah
a)
Bagaimana tanda rafa’ nun ?
b)
Apa saja yang harus diperhatikan dalam menghilangkan
nun?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tanda rafa’ nun
Nun
menjadi tanda i’rab rafa’ itu berada pada satu tempat, yaitu pada fiil mudlari’
yang bertemu dengan dlamir alif tasniyah atau dlamir wawu jama’ atau dlamir
yang muannatsah mukhathabah.
Contohnya:
1)
Fiil mudlari’ yang bertemu dengan dlamir alif tasniyah
Seperti: تَنْصُرَانِ – يَنْصُرَانِ
2)
Fiil mudlari’ yang bertemu dengan dlamir wawu jama’
Seperti: تَنْصُرُوْنَ – يَنْصُرُوْنَ
3)
Fiil mudlari’ yang bertemu
dengan dlamir ya’muannatsah mukhathab.
I’rab af’alul
khomsah ada tiga, yaitu:
1)
Di-rafa’kan dengan (tetapnya nun), seperti:
يَفْعُلاَنِ –
تَفْعُلَانِ – تَفْعُلِيْنَ – يَفْعَلُوْنَ – تَفْعُلُوْنَ
2)
Di-nashabkan dengan membuang nun, seperti:
لَمْ
يَفْعُلَا – لَمْ تَفْعُلَا – لَمْ يَفْعُلُوْا – لَمْ تَفعُلُوْا – لَمْ تفْعُلِى
3)
Di-jazemkan dengan membuang nun, seperti:
لَمْ
يَضْرِبَا – لَمْ تَضْرِبَا – لَمْ يَضْرِبُوْا – لَمْ تَضْرِبِى
Maka membuang nun tanda rafa’ secara pasti diharuskan
pada af’alul khomsah bila mana di-jazemkan. Apabila ada fi’il mudhari’ isnad
pada dhamir, ketika ketemu nun taukid, nun rafa’nya juga dikira-kira.[2]
B.
Pembuangan Nun
1)
Contoh pembuangan nun:
a)
Kalimat (أَنْ) jika
bertemu dengan (لاَ) maka ditulis menyambung (أَلاْ).
b)
Kalimat (مِنْ) jika bertemu dengan (ما) maka
ditulis menyambung (مما).
c)
Kalimat (عن) jika
bertemu dengan (ما) maka harus ditulis menyambung (عما).
d)
Kalimat (أَنْ) jika bertemu dengan (ما) maka harus ditulis
menyambung (أما).
e)
Kalimat (إِنْ) jika bertemu dengan (ما) maka harus ditulis
menyambung (إما).
2) Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menghilangkan nun :
a) Membuang
kata pada (من) dan (عن) Apabila masuk pada (ما), atau (من). Contoh: مِمَّا , مِمَّنْ ، عَمَّنْ
b) Dan
ketika (inn syartiyah) apabila jatuh setelahnya (ما) zaidah
seperti firman Allah ta’ala: إِمَا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الكِبْرَأَحْذَ
هُمَا أَوْ كِلَا هُمَاatau jatuh setelahnya (laa
nafiyah) seperti firman Allah ta’ala: {إلا تنصروه فقد
نصرهالله}. Dan ucapan Akhwas: {فطلقها فسلت لها
بكفء وإلا يعل مفر قك الحسام}.
c) Dan
ketika (أن المصدرية النا صبة) apabila jatuh
setelahnya (ما) sebagaimana dalam
contoh: أَمَّا أَنْتَ مُنْطِلَقًا اَنْطَلَقَتْ atau jatuh setelahnya (لا)
sama halnya dengan nafiyah. Contoh: عسى ألا يمرض
atau zaidah. Seperti firman Allah ta’ala:
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nun
menjadi tanda i’rab rafa’ yang berada pada satu tempat, yaitu pada fiil
mudlari’ yang bertemu dengan dlamir alif tasniyah atau dlamir wawu jama’ atau
dlamir yang muannatsah mukhathabah.
Maka membuang nun tanda rafa’ secara pasti diharuskan pada af’alul
khomsah bila mana di-jazemkan. Sedangkan membuang nun dilakukan ketika
(inn syartiyah) apabila jatuh setelahnya (ما) zaidah
dan atau jatuh setelahnya (laa nafiyah).
B. Saran
Sebagai pembaca
dan pendengar, penulis harap pembaca memahami cara menghilangkan nun dalam
kalimat. Dan penulis sadar kekurangan dalam makalah ini. Maka, penulis berharap
saran dan kritik yang membangun.
Jawaban
dan Pertanyaan
1.
Jelaskan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuang nun dalam kalimat ?
a)
Ketika
akan membuang nun dalam sebuah kalimat yang bertemu dengan kata (من) dan (عن) , apabila masuk pada (ما)
atau (من).
Misalnya jadi seperti : عمن , ممن dan مما .
b)
Ketika
(inn syartiyah) jatuh setelah (ما) zaidah atau dalam firman Allah :
إما
يبلغن عندك الكبر أحد هما atau jatuh setelahnya (laa
nafiyah) seperti firman Allah :
أوكلا هما إلا تنصروه فقد نصره الله
c)
Dan
ketika (inn masdariyah annasibah) apabila jatuh setelah (ما) seperti dalam contoh : أما أنت منطلق انطلقت atau jatuh setelah (لا)
sama halnya dengan nafiyah. Yaitu seperti dalam contoh : عسى ألا يمرض
2.
Bagaimana
contoh fi’il mudhori’ isnad pada dhomir ketika ketemu nun taukid ?
تفعلون , يفعلون contoh :
3.
Bagaimana
penambahan huruf nashab dan jazm?
ان يفعلوا Dinashabkan :
لم يفعلوا Dijazmkan :
Daftar Pustaka
Al Aziz Senali.
Moh. Saifullah. 2005. Metode Pembelajaran ILMU Nahwu. Surabaya : Terbit Terang
Muhammad Harun,
Abdus Salam. Qowaidul Imla’.
Sunarto, Achmad.
2012. Ilmu Nahwu. Surabaya : Al-Miftah
No comments:
Post a Comment