AUTO BIOGRAFI
Nama saya IR’ADDIN. Saya biasa di panggil
ir. Tapi teman-teman saya sering memanggil dengan nama insinyur. Ir artinya
menjaga dan addin artinya agama. Jadi arti nama saya adalah menjaga agama. Saya
lahir pada tanggal 19 maret 1997 di kota semarang. Saya anak pertama dari 2
bersaudara. Ahmad khusnul yazid adalah adik saya yang nomer pertama. Dia
sekarang sekolah di MTS Hidayatul Mubtadiin Bulusari. Dan adik saya yang
terakhir bernama Imam jamhuri, dia sekarang sekolah di MI Islamiyah Bulusari.
Kami tinggal di desa Bulusari Sayung Demak Rt 04/04. Saya terlahir dari
keluarga yang sederhana. Ayah saya bernama Ahmad Syakur, dan ibu saya bernama
Sunariyah. ayah saya bekerja sebagai petani. Sedangkan ibu saya sebagai
pedagang di pasar.
Hobi saya adalah
membaca buku, hampir setiap ada waktu luang saya gunakan untuk membaca, karena
saya tahu dengan membaca orang itu bisa tahu apa yang orang lain tidak tahu.
Selain itu, saya juga senang bermain sepak bola, karena sangat senangnya saya
dengan permainan sepak bola. Saya ikut latihan sepak bola di sebuah klub yang
terkenal yaitu yang bernama Star Bintang. Mulai dari klub sepak bola inilah
saya bisa bermain dengan lawan-lawan dari kota-kota lain, dan saya sangat
senang ketika saya bisa bertemu dengan pemain idola saya yaitu Gonzales. Saya
bertemu dengan dia ketika saya berada di stadion bandung, pada saat saya
selesai pertandingan klub saya dengan kota bandung,
Tahun 2003,
saya mulai memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu saya sekolah di SD SAYUNG 2,
selama 1 tahun saya belajar di sekolah itu. Menginjak kelas ke II, keluarga
saya pun memutuskan untuk pindah tempat tinggal di desa Bulusari. Di desa ini
saya melanjutkan kembali sekolah saya di
MI ISLAMIYAH Bulusari hingga saya lulus di tahun 2008/2009.
Setelah itu
saya melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi di MTS ANWARUL QUR’AN, yaitu yang
bertempat di desa Waru kecamatan Mranggen kabupaten Demak. selama tiga tahun
saya berangkat sekolah dengan naik sepeda. Saat itu saya
memang merasa lelah dan berat dalam mencari ilmu, namun saat itu pula saya
sadar, betapa nikmatnya hidup yang diberikan Tuhan saya, yaitu Allah swt.,
kepada saya. Sebab saya tahu diluar sana masih banyak anak-anak yang bahkan
merasakan bangku sekolah dasarpun tidak, apalagi melanjutkan kejenjang yang
lebih tinggi seperti saya.
Tahun 2012/2013 saya lulus dari MTS tersebut, dan saya melanjutkan
sekolah di MA MIFTAHUL ULUM, yang terletak di desa Ngemplak kecamatan Mranggen,
di tahun ini saya juga mulai mondok di pesantren Al-Bahroniyyah, jadi kegiatan
sehari-hari yaitu kalau pagi saya sekolah di madrasah Miftahul Ulum dan setelah
pulang sekolah itu saya melanjutkan kegiatan dengan sekolah MADIN. Pondok saya
ini tempatnya tidak jauh dari madrasah saya, yaitu satu komplek. Kedua-duanya
itu tempatnya “mewah” (mepet sawah). Jadi pemandangannya kalau pagi sama sore
itu indah dan sejuk banget.
Ketika saya duduk dibangku kelas X, saya mendapat sebuah pertanyaan
yang sebenarnya sering saya dengar dan sering pula saya jawab, namun tak pernah
memikirkannya lebih jauh lagi. Pertanyaannya sederhana, tetapi tetap saja
membuat saya berpikir 1000 kali lagi untuk menjawabnya, pertanyaan itu adalah:
cita-cita kamu mau jadi apa? …
Saya ingat, pertanyaan tadi sebenarnya sudah terlontar sejak saya
masih kanak-kanak dan saat itu pula saya sudah bisa menjawabnya. Bedanya dengan
sekarang, saya menjawab pertanyaan tersebut dengan sebuah keyakinan atas dasar
pemikiran saya sendiri.
Dulu, saya menjawabnya. Hari ini saya jawab ingin menjadi dokter,
besok saya jawab ingin menjadi guru, esoknya lagi saya menjawab menjadi penata
busana, esoknya lagi saya jawab ingin menjadi arsitektur, begitulah seterusnya.
Setelah itu, sayapun lebih berhati-hati dalam menentukan cita-cita
juga mencari jati diri saya. Alhamdulillah, sayapun kini menemukannya.
Saya ingin menjadi penulis novel.
Mengapa? Hal tersebut sebenarnya berkaitan dengan kegemaran saya
dalam membaca dan bacaan yang sangat saya minati adalah novel, berbagai jenis
novel saya akan baca, namun yang lebih saya minati adalah novel yang bertemakan
pengorbanan dan persahabatan. Bukan hanya itu. Saya juga gemar mengkhayal,
barmain dalam ‘mimpi’ dan saya pikir, dari pada saya asyik sendiri bermain
didunia fantasi, lebih baik saya berbagi keasyikkan itu dengan yang lainnya.
Yaitu melalui cerita yang kelak saya tulis dalam bentuk novel. Amin.
Jelang kenaikkan kelas, sebelumnya saya harus menentukkan jurusan
mana yang saya pilih. IPA, IPS atau Bahasa? Sayangnya disekolah saya belum ada
jurusan Bahasa yang benar-benar saya minati. Akhirnya tanpa memilih, sayapun
ditempatkan dikelas IPA.
Awalnya saya merasa enjoy dengan jurusan ini. Setelah beberapa
bulan saya jalani, ternyata…. berat. Fisika dengan sederet rumusnya, kimia
dengan nama-nama anehnya, biologi dengan hafalannya. Sepertinya saya salah
jurusan, itulah yang saya pikirkan saat itu. Saat itu saya merasa tidak bisa
apa-apa dijurusan IPA.
Jadi? Mengapa saya mengambil langkah nekad untuk tetap bertahan di
IPA ini? Saat itu saya hanya mengikuti ‘arus’ saja karena keputus-asaan tidak
bisa mengambil jurusan Bahasa. Namun saat ini saya tahu jawabannya. Itu karena
jalanNya.
Pemikiran saya akan ‘salah jurusan’ langsug sirna. Saya yakin,
apabila Allah swt. telah memilihkan jalan untuk saya, maka itulah jalan yang
benar, saya juga menjadi yakin, bahwa saya bisa dijurusan IPA, karena saya
ingat sebuah petuah. “Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan
hambaNya untuk menyelesaikan cobaan tersebut.” Ya kan?! Selain dari itu sayapun
percaya pada guru-guru saya yang memilihkan jurusan IPA, karena mereka
menempatkan saya di IPA pastinya dengan sebuah alasan, dan mungkin
(mudah-mudahan) itu karena mereka percaya bahwa saya bisa dijurusan ini. Amin.
Setelah 3 tahun lamanya saya menuntut ilmu di MA MIFTAHUL ULUM,
akhirnya tiba waktunya saya lulus, tidak terasa bagiku menuntut ilmu selama 3
tahun tersebut. Dan pada waktu lulus tersebut saya bingung untuk menentukan
pilihan, saya pinginnya itu setelah lulus mondok di Jawa Timur. Tapi kedua
orang tua saya berkata lain, saya disuruh untuk kuliah, dengan alasan karena
kalua kuliah itu banyak pengalaman yang di dapat dari pada mondok. Dan karena
bingung menghampiri pikiran saya akhirnya pada malam harinya saya putuskan
untuk sholat hajat, dan saya memohon kepada Allah untuk menunjukan saya jalan
yang benar. Pagi mulai menghampiri saya dengan sinarnya yang begitu indah
akhirnya jawaban itu terjawab juga. saya akhirnya memutuskan untuk
kuliah,karena dengan alasan saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya dan
saya tidak ingin menjadikan orang tua saya susah karena saya, yang ada dalam
fikiran saya adalah saya ikut saja apa yang dikatakan kepada kedua orang tua
saya.
Akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di IAIN SALATIGA, tidak tahu
kenapa saya bisa kuliah di Salatiga ini, mungkin Allah sudah menakdirkan saya kuliah
di IAIN SALATIGA ini. Di Salatiga ini saya mengambil fakultas tarbiyah jurusan
pendidikan agama islam (PAI). Dan saya sekarang ringgal di Makhad IAIN SALATIGA.Dan
sejak saya kuliah di sini, saya mulai bersungguh dalam menggapai cita-cita
saya, yaitu saya ingin menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain.
Alasan saya memilih Makhad IAIN Salatiga buat tempat tinggal saya,
yaitu karena di Makhad ini ada system wajib berbahasa dua antara lain Bahasa
inggris dan Bahasa arab. Saya senang banget tinggal disini Karena dulunya saya
sangat benci dengan Bahasa inggris, tapi setelah saya masuk di Makhad ini saya
menjadi senang dengan kedua Bahasa ini. Dulunya Bahasa inggris yang saya
pandang sulit ternyata mudah, kuncinya hanya satu “Man Jadda Wajadda” siapa
yang ingin sungguh pasti dia berhasil.
No comments:
Post a Comment